Internasional

CIA Turun Tangan Usut Peran Pangeran Arab di Kasus Khashoggi

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 October 2018 12:42
Direktur CIA Gina Haspel bertolak ke Turki, Senin (22/10/2018), untuk membantu proses investigasi kematian jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Foto: CIA Director nominee Gina Haspel (REUTERS/Aaron P. Bernstein)
Washington, CNBC Indonesia - Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) Gina Haspel bertolak ke Turki, Senin (22/10/2018), untuk membantu proses investigasi kematian jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Badan-badan keamanan AS sedang memeriksa peran Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman dalam kasus ini. Informasi itu diungkap oleh dua narasumber yang mengetahui hal ini, dilansir dari Reuters.


Khashoggi, yang tinggal di Washington, menghilang setelah masuk ke Konsulat Arab di Istanbul tanggal 2 Oktober untuk mengambil dokumen pernikahan.

Sebelumnya di hari Senin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkata dia tidak puas dengan penjelasan tentang pembunuhan itu yang dia dengar dari Arab Saudi.

Pada hari Sabtu (20/10/2018), Arab Saudi berkata Khashoggi yang berusia 59 tahun terbunuh dalam sebuah baku hantam sengit di dalam konsulat.

Kemudian, seorang pejabat Saudi berkata kepada Reuters bahwa 15 warga Saudi dikirim ke Turki untuk mengonfrontasi Khashoggi. Mereka mengancam akan meracuni dan menculiknya, kemudian membunuhnya dengan cara mencekik saat Khashoggi melawan.

Kasus Khashoggi telah memicu protes internasional, serta mencemari hubungan politik dan bisnis antara kekuatan Barat dan Arab Saudi, si sekutu AS yang merupakan pengekspor minyak nomor satu di dunia.


Tiga pekan setelah Khashoggi menghilang, badan-badan keamanan AS dan Eropa masih memiliki gambaran yang belum utuh tentang apa yang terjadi di dalam konsulat.

Enam pejabat AS dan Barat pada hari Senin berkata mereka yakin Pangeran Mahkota, penguasa Arab Saudi secara de facto, pada akhirnya adalah pihak yang bertanggung jawab atas menghilangnya Khashoggi. Sebab, dia bertugas untuk mengawasi para aparatur keamanan Saudi. Namun, mereka kekurangan bukti nyata untuk mendukung dugaan itu.

CIA Turun Tangan Usut Peran Pangeran Arab di Kasus KhashoggiFoto: Saudi Jamal Khashoggi berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Monitor Timur Tengah di London Inggris, 29 September 2018. (Middle East Monitor/Handout via REUTERS/File Photo)
Para pejabat Turki menduga Khashoggi, si kolumnis The Washington Post, dibunuh di dalam konsulat pada tanggal 2 Oktober oleh sekelompok agen Saudi dan tubuhnya dimutilasi.

Para pejabat keamanan Barat, yang berbicara secara anonim, berkata perjalanan masih panjang untuk memperoleh gambaran utuh tentang apa yang terjadi pada Khashoggi. Mereka tidak tahu bagaimana dia meninggal dan ke mana jenazahnya dibawa.

Meski kabar yang beredar menduga Turki memiliki rekaman suara yang mendokumentasikan penyiksaan serta pembunuhan Khashoggi, sampai hari Senin baik AS maupun berbagai badan pemerintah belum diberi akses ke barang bukti itu, kata para pejabat.

Bagi para sekutu Barat dari Arab Saudi, pertanyaan utama dalam kematian Khashoggi adalah apakah mereka yakin Pangeran Mohammed, yang menampilkan diri sebagai seorang pembuat gebrakan baru, bersalah.

Minggu lalu, Trump berkata si pangeran "sangat" membantah bahwa dia mengetahui tentang hilangnya Khashoggi.

Keyakinan para pakar dari pemerintah Barat bahwa Pangeran Mohammed bertanggung jawab atas operasi itu sangat bergantung pada penilaian mereka tentang peran dominan yang dia mainkan dalam memimpin Saudi, kata dua narasumber yang mengetahui laporan intelijen.

CIA Turun Tangan Usut Peran Pangeran Arab di Kasus KhashoggiPangeran Arab Mohammed bin Salman dan Presiden AS Donald Trump saat bertemu di Washington, Maret lalu. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)

"Sulit untuk mengatakan Pangeran Mohammed tidak mengetahui tentang ini," kata seorang narasumber keamanan Barat.

Namun, laporan intelijen AS dan kawan-kawan tentang rincian instruksi spesifik yang kemungkinan dikeluarkan Pangeran Mahkota tentang insiden Khashoggi tidaklah meyakinkan, kata para narasumber itu.

'Orang-orang intelijen terbaik'

Hal itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, seperti apakah operasi Saudi di Istanbul memang ditujukan untuk membunuh Khashoggi atau rencana awal sebenarnya adalah menculik dan memboyongnya ke Arab Saudi.

Pada hari Senin, Trump berkata, "Saya berbicara dengan pangeran mahkota. Kami punya orang di Arab Saudi sekarang. Kami punya orang-orang intelijen terbaik di Turki. Kami akan melihat apa yang kami punya. Saya akan tahu banyak hal besok."

Para pejabat Turki juga memberi pejabat AS dan Barat bukti keterangan lisan yang menyebut mereka sudah mengumpulkan dokumentasi nasib Khashoggi.


Seorang narasumber keamanan Eropa berkata informasi yang dibagikan Turki secara lisan "sangat detail dan mereka terdengar percaya diri".

AS dan para sekutunya juga memiliki beberapa laporan intelijen independen untuk mendukung laporan media bahwa Khashoggi dibunuh di dalam konsulat oleh sebuah pasukan militer yang dikirim dari Arab Saudi ke Istanbul.
(prm) Next Article Ada Rekaman Pangeran Arab Perintahkan Pembungkaman Khashoggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular