Internasional

Hatice Cengiz, Khashoggi, & Pernikahan yang Tak Akan Terwujud

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
22 October 2018 17:01
Tunangan Jamal Khashoggi yang tewas di dalam Konsulat Arab di Istanbul, Turki, menulis penghormatan mengharukan untuk kekasihnya di Twitter.
Foto: Saudi Jamal Khashoggi berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Monitor Timur Tengah di London Inggris, 29 September 2018. (Middle East Monitor/Handout via REUTERS/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tunangan Jamal Khashoggi, jurnalis dan kritikus Arab Saudi terkemuka yang tewas di dalam Konsulat Arab di Istanbul, Turki, menulis penghormatan mengharukan untuk kekasihnya di Twitter.

"Mereka merenggut kehadiran tubuhmu dari duniaku. Namun tawa indahmu akan menetap di jiwaku selamanya. Sayangku #jkhashoggi," tulis Hatice Cengiz di Twitter pada hari Sabtu (20/10/2018).


Cengiz juga menyematkan sebuah video yang menampilkan Khashoggi saat diwawancara untuk dokumenter televisi. Saat syuting, seekor kucing melompat ke pangkuan Khashoggi dan membuat jurnalis itu tertawa terbahak-bahak.

"Anda harus membiarkan adegan ini ada di film," katanya ke kamera sambil menahan tawa.

Cengiz, perempuan warga negara Turki, terakhir kali melihat tunangannya ketika Khashoggi masuk ke gedung konsulat tanggal 2 Oktober untuk mengambil dokumen pernikahan mereka yang rencananya akan dilaksanakan bulan ini.

Hatice Cengiz, Khashoggi, & Pernikahan yang Tak Akan TerwujudFoto: Aktivis hak asasi manusia dan teman-teman jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, memegang gambarnya selama protes di luar Konsulat Saudi di Istanbul, Turki 8 Oktober 2018. REUTERS / Murad Sezer
Cengiz berkata dia menunggu Khashoggi di luar konsulat selama sekitar 11 jam, tetapi tunangannya tidak pernah keluar. Dia diminta untuk menelepon Turan Kislakci, Kepala Asosiasi Media Arab Turki, jika Khashoggi tidak keluar dari gedung ini, menurut CNN International.

Melansir Business Insider, Cengiz memang aktif di Twitter dan berulang kali meminta para pemimpin negara untuk menyelesaikan investigasi mereka dan membeberkan rincian tentang keberadaan Khashoggi.

Saat ini Cengiz sudah mendapatkan perlindungan 24 jam dari pihak kepolisian, menurut kantor berita negara Turki, Anadolu.

Perintah tersebut dikeluarkan oleh kantor gubernur Istanbul, tanpa penjelasan rinci mengenai pemicu peningkatan pengamanan untuknya.


Arab Saudi pada hari Sabtu mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam konsulat mereka di Turki. Namun, mereka mengklaim pria berusia 59 tahun itu terbunuh dalam sebuah "baku hantam" yang sengit.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir pada hari Minggu (21/10/2018) membantah bahwa Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman yang berkuasa di Arab berada di balik kematian jurnalis itu. Dia menekankan klaim bahwa "operasi jahat" lah yang bertanggung jawab atas kejadian ini.

Para pejabat meragukan penjelasan Arab atas kematian Khashoggi. Pejabat Turki telah berulang kali menyebut bahwa Khashoggi disiksa dan dimutilasi secara brutal oleh sebuah pasukan beranggotakan 15 orang yang diterbangkan langsung dari Arab Saudi.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Sabtu mengatakan dia tidak puas dengan respons terbaru dari Arab Saudi. Namun, dia menyebut pembatalan kesepakatan jual-beli senjata senilai US$110 miliar (Rp 1.669 triliun) dengan Arab Saudi akan merugikan AS "lebih dalam ketimbang merugikan mereka".

"Jelas sekali ada muslihat dan kebohongan," katanya dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post hari Sabtu.

Sementara itu para pejabat AS sudah berulangkali meminta Trump untuk memerintahkan sebuah investigasi dan memicu kemungkinan hukuman Magnitsky terhadap siapapun yang terlibat di dalam kasus menghilangnya Khashoggi.


Hukuman Magnitsky adalah undang-undang (UU) yang ditandatangani oleh Presiden AS Barack Obama pada bulan Desember 2012. Dengan UU ini, pemerintah AS bisa menghukum pejabat pemerintah negara lain yang melecehkan hak asasi manusia di belahan dunia manapun.

Nama UU ini diambil dari seorang akuntan pajak Rusia Sergei Magnitsky yang meninggal di penjara Moskow pada tahun 2009 setelah menginvestigasi penipuan senilai US$230 juta, yang melibatkan sejumlah pejabat pajak Rusia.

Untuk saat ini, AS, Arab Saudi, dan Turki meneruskan investigasi mereka terhadap insiden ini sebelum Trump ataupun Senat AS memutuskan untuk melakukan pembalasan.


(prm) Next Article CCTV Rekam Pria yang Bawa Tubuh Khashoggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular