
Internasional
Lagi, Turki Kecam Arab tak Transparan di Kasus Khashoggi
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 February 2019 17:21

Ankara, CNBC Indonesia - "Tidak adanya transparansi" dari para pejabat Arab Saudi terkait penyelidikan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi sangat memprihatinkan dan merusak kredibilitas mereka, kata seorang staf Presiden Trurki Recep Tayyip Erdogan.
Khashoggi, mantan orang dalam kerajaan yang berubah menjadi kritikus Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan jurnalis Washington Post, dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul oleh tim operasi Saudi pada 2 Oktober 2018. Kasus tersebut telah menarik kritik dunia dan menodai citra sang pangeran.
Setelah membuat banyak pernyataan kontradiktif tentang nasib Khashoggi, Riyadh mengatakan ia telah dibunuh dan tubuhnya dimutilasi ketika negosiasi untuk membujuknya kembali ke Arab gagal tercapai.
Fahrettin Altun, direktur komunikasi Erdogan, mengatakan kepada Reuters bahwa serangkaian "penolakan palsu" dari para pejabat Saudi telah menyebabkan ketidakpastian di sekitar kasus ini.
"Selama empat bulan terakhir, pihak berwenang Saudi kurang terbuka dalam berurusan dengan rekan-rekan Turki mereka dan masyarakat internasional," kata Altun dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Reuters.
"Otoritas Saudi harus mengekstradisi pembunuh Khashoggi ke Turki, di mana mereka melakukan pembunuhan berencana, sebagai bukti kesediaan mereka untuk memenuhi tujuan keadilan."
Arab Saudi sebelumnya telah menolak permintaan ekstradisi Turki untuk 11 tersangka, di mana lima di antaranya menghadapi hukuman mati di Arab Saudi.
Pada hari Kamis, penyelidikan yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pembunuhan itu menemukan bukti yang menunjukkan bahwa kejahatan brutal itu "direncanakan dan dilakukan" oleh pejabat Saudi. Lembaga dunia itu juga mengatakan bahwa para pejabat Saudi telah "secara serius merusak" dan menunda penyelidikan Turki.
Meskipun penyidik bersama Turki dengan pejabat Saudi telah menggeledah konsulat kerajaan di Istanbul, kediaman konsul dan beberapa lokasi lainnya, namun keberadaan jasad Khashoggi masih belum diketahui.
Erdogan mengatakan pembunuhan Khashoggi diperintahkan oleh tingkat tertinggi kepemimpinan Saudi, tetapi Riyadh telah membantah tuduhan bahwa Putra Mahkota terlibat.
Altun mengatakan temuan Turki tentang kasus ini sejalan dengan temuan penyelidikan yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Ia menambahkan bahwa Ankara berkomitmen untuk bekerja sama dalam penyelidikan potensial AS terhadap kasus tersebut.
"Dunia sedang menyaksikan. Turki, bersama dengan semua negara yang percaya pada demokrasi dan kebebasan, mencari keadilan dan kebenaran," katanya, mengutip Reuters.
Saksikan video mengenai kamar mewah yang pernah diinapi Raja Arab Saudi berikut ini.
(prm) Next Article Erdogan: Ada Bukti Pembunuhan Khashoggi Telah Direncanakan!
Khashoggi, mantan orang dalam kerajaan yang berubah menjadi kritikus Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan jurnalis Washington Post, dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul oleh tim operasi Saudi pada 2 Oktober 2018. Kasus tersebut telah menarik kritik dunia dan menodai citra sang pangeran.
Setelah membuat banyak pernyataan kontradiktif tentang nasib Khashoggi, Riyadh mengatakan ia telah dibunuh dan tubuhnya dimutilasi ketika negosiasi untuk membujuknya kembali ke Arab gagal tercapai.
"Selama empat bulan terakhir, pihak berwenang Saudi kurang terbuka dalam berurusan dengan rekan-rekan Turki mereka dan masyarakat internasional," kata Altun dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Reuters.
![]() |
"Otoritas Saudi harus mengekstradisi pembunuh Khashoggi ke Turki, di mana mereka melakukan pembunuhan berencana, sebagai bukti kesediaan mereka untuk memenuhi tujuan keadilan."
Arab Saudi sebelumnya telah menolak permintaan ekstradisi Turki untuk 11 tersangka, di mana lima di antaranya menghadapi hukuman mati di Arab Saudi.
Pada hari Kamis, penyelidikan yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pembunuhan itu menemukan bukti yang menunjukkan bahwa kejahatan brutal itu "direncanakan dan dilakukan" oleh pejabat Saudi. Lembaga dunia itu juga mengatakan bahwa para pejabat Saudi telah "secara serius merusak" dan menunda penyelidikan Turki.
Meskipun penyidik bersama Turki dengan pejabat Saudi telah menggeledah konsulat kerajaan di Istanbul, kediaman konsul dan beberapa lokasi lainnya, namun keberadaan jasad Khashoggi masih belum diketahui.
Erdogan mengatakan pembunuhan Khashoggi diperintahkan oleh tingkat tertinggi kepemimpinan Saudi, tetapi Riyadh telah membantah tuduhan bahwa Putra Mahkota terlibat.
Altun mengatakan temuan Turki tentang kasus ini sejalan dengan temuan penyelidikan yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Ia menambahkan bahwa Ankara berkomitmen untuk bekerja sama dalam penyelidikan potensial AS terhadap kasus tersebut.
"Dunia sedang menyaksikan. Turki, bersama dengan semua negara yang percaya pada demokrasi dan kebebasan, mencari keadilan dan kebenaran," katanya, mengutip Reuters.
Saksikan video mengenai kamar mewah yang pernah diinapi Raja Arab Saudi berikut ini.
(prm) Next Article Erdogan: Ada Bukti Pembunuhan Khashoggi Telah Direncanakan!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular