
Internasional
Trump Tak Puas pada Penjelasan Arab Soal Kematian Khashoggi
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 October 2018 11:21

Washington, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkata dia yakin kematian jurnalis Jamal Khashoggi adalah "sebuah rencana yang gagal". Ia menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan USA Today di hari Senin (22/10/2018) yang dikutip oleh Reuters.
Sebelumnya pada hari Sabtu (20/10/2018), Trump menegaskan bahwa ia tidak puas dengan cara Arab menangani kasus kematian Khashoggi di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada tanggal 2 Oktober. Dia juga menuding Arab Saudi berbohong tentang nasib naas yang menimpa kolumnis The Washington Post itu.
"Jelas sekali ada muslihat dan kebohongan," katanya dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post hari Sabtu.
Sikap Trump semakin menimbulkan pertanyaan tentang apakah ia akan menjatuhkan sanksi ke pejabat Arab yang diyakini berada di balik kematian Khashoggi. Pasalnya, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman disebut-sebut memprakarsai pembunuhan Khashoggi.
Untuk diketahui, semasa hidupnya Khashoggi adalah jurnalis yang vokal menyuarakan kritik ke Pangeran Mahkota Mohammed yang akrab disebut MBS. Dia terus-menerus menuntut kebebasan berekspresi dan reformasi di negara kerajaan sangat konservatif itu.
"Untuk program reformasi domestiknya, pangeran mahkota pantas mendapatkan pujian. Namun di saat yang sama, inovator muda yang kurang ajar dan kasar itu belum mendukung ataupun mengizinkan segala bentuk debat populer di Arab Saudi tentang sifat dari banyak perubahannya," tulis Khashoggi di harian Inggris The Guardian pada bulan Maret.
"Dia nampak mengubah negara dari ekstrimisme relijius masa lampau menjadi ekstrimisme 'Anda harus menerima reformasi saya' versinya sendiri."
Khashoggi dinyatakan meninggal dunia setelah menghilang selama sekitar dua minggu. Dia terakhir kali terlihat masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul pada tanggal 2 Oktober untuk mengambil dokumen pernikahan. Tunangannya yang bernama Hatice Cengiz berkata dia menunggu sang kekasih di luar konsulat selama hampir 11 jam, tetapi Khashoggi tidak pernah keluar.
Pemerintah Arab Saudi pada akhirnya mengakui bahwa pria berusia 59 tahun itu terbunuh dalam sebuah "baku hantam" sengit. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir juga membantah Pangeran Mahkota yang berkuasa di Arab ikut terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
Sementara itu, pejabat Turki berulang kali menyebut bahwa Khashoggi disiksa dan dimutilasi secara brutal oleh sebuah pasukan beranggotakan 15 orang, yang diterbangkan langsung dari Arab Saudi. Pemerintah Saudi masih membantah tuduhan ini.
(prm) Next Article Sah! Pengadilan Saudi Vonis Mati 5 Pembunuh Jamal Khashoggi
Sebelumnya pada hari Sabtu (20/10/2018), Trump menegaskan bahwa ia tidak puas dengan cara Arab menangani kasus kematian Khashoggi di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada tanggal 2 Oktober. Dia juga menuding Arab Saudi berbohong tentang nasib naas yang menimpa kolumnis The Washington Post itu.
"Jelas sekali ada muslihat dan kebohongan," katanya dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post hari Sabtu.
Untuk diketahui, semasa hidupnya Khashoggi adalah jurnalis yang vokal menyuarakan kritik ke Pangeran Mahkota Mohammed yang akrab disebut MBS. Dia terus-menerus menuntut kebebasan berekspresi dan reformasi di negara kerajaan sangat konservatif itu.
"Untuk program reformasi domestiknya, pangeran mahkota pantas mendapatkan pujian. Namun di saat yang sama, inovator muda yang kurang ajar dan kasar itu belum mendukung ataupun mengizinkan segala bentuk debat populer di Arab Saudi tentang sifat dari banyak perubahannya," tulis Khashoggi di harian Inggris The Guardian pada bulan Maret.
"Dia nampak mengubah negara dari ekstrimisme relijius masa lampau menjadi ekstrimisme 'Anda harus menerima reformasi saya' versinya sendiri."
Khashoggi dinyatakan meninggal dunia setelah menghilang selama sekitar dua minggu. Dia terakhir kali terlihat masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul pada tanggal 2 Oktober untuk mengambil dokumen pernikahan. Tunangannya yang bernama Hatice Cengiz berkata dia menunggu sang kekasih di luar konsulat selama hampir 11 jam, tetapi Khashoggi tidak pernah keluar.
Pemerintah Arab Saudi pada akhirnya mengakui bahwa pria berusia 59 tahun itu terbunuh dalam sebuah "baku hantam" sengit. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir juga membantah Pangeran Mahkota yang berkuasa di Arab ikut terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
Sementara itu, pejabat Turki berulang kali menyebut bahwa Khashoggi disiksa dan dimutilasi secara brutal oleh sebuah pasukan beranggotakan 15 orang, yang diterbangkan langsung dari Arab Saudi. Pemerintah Saudi masih membantah tuduhan ini.
(prm) Next Article Sah! Pengadilan Saudi Vonis Mati 5 Pembunuh Jamal Khashoggi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular