Nah loh, Pembunuh Khashoggi Ternyata Dilatih di AS

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
23 June 2021 14:45
A human rights activist holds picture of Saudi journalist Jamal Khashoggi during a protest outside the Saudi Consulate in Istanbul, Turkey October 9, 2018.   REUTERS/Osman Orsal   NO RESALES. NO ARCHIVES
Foto: Seorang aktivis hak asasi manusia memegang foto wartawan Saudi Jamal Khashoggi saat protes di luar Konsulat Saudi di Istanbul, Turki 9 Oktober 2018. REUTERS/Osman Orsal

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan menyebut bahwa empat algojo Saudi yang melakukan pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 lalu ternyata pernah menjalani pelatihan paramiliter di Amerika Serikat (AS) yang disetujui Departemen Luar Negeri AS.

Mengutip AFP, New York Times mengatakan empat orang itu dilaporkan telah menerima pelatihan dari kelompok keamanan swasta Amerika, Tier 1 Group, yang pertama kali disahkan pada era Presiden Barack Obama.

Menurut pejabat tinggi Cerberus Capital Management yang mengelola Tier 1 Group, empat orang itu benar terkonfirmasi pernah menerima pelatihan dalam program itu namun untuk tujuan proteksi dan bukan agresi.

"Pelatihan itu bersifat protektif dan"tidak terkait dengan tindakan keji mereka selanjutnya," ujar Louis Bremer, salah satu petinggi Cerberus Capital.

Sementara itu Departemen Luar Negeri AS tidak memberikan komentar apa-apa terkait temuan ini namun mereka menegaskan bahwa Washington tetap menyerukan "penggunaan peralatan dan pelatihan militer Amerika yang bertanggung jawab".

Khashoggi, seorang warga AS kelahiran Saudi, adalah seorang kritikus blak-blakan terhadap kepemimpinan kerajaan di Saudi. Ia dibunuh pada 2 Oktober 2018 di konsulat Saudi di Istanbul oleh grup algojo yang dikirim dari Arab Saudi. Mayatnya dipotong jadi empat bagian dan tidak pernah ditemukan hingga saat ini.

Sebuah laporan dari Kantor Direktur Intelijen Nasional (DNI) AS melaporkan secara tersirat bahwa Putra Mahkota Saudi MBS terkonfirmasi terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Dalam laporan itu dikabarkan bahwa putra Raja Salman itu memerintahkan aksi pembunuhan itu.

Pada masa AS dipimpin Presiden Donald Trump, Washington menolak untuk merilis laporan lengkap mengenai investigasi itu dan mengatakan kepada legislator bahwa mengungkapkan informasi ini akan lebih membahayakan sumber dan DNI. Hal ini karena figur MBS yang sangat sentral di keluarga kerajaan Saudi. Bahkan ia seringkali disebut sebagai pemimpin de facto negara itu, mengingat ia merupakan pemangku kebijakan strategis.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dokumen Bocor, Pembunuh Khashoggi Pakai Jet Putra Raja Salman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular