Bos Taksi Malaysia Salahkan RI Soal Ojol Gojek & RI Miskin

Roy Franedya, CNBC Indonesia
03 September 2019 06:12
Bos Taksi Malaysia Salahkan RI Soal Ojol Gojek & RI Miskin
Foto: Gojek (dok Gojek)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bos taksi Malaysia, Shamsubahrin Ismail kembali menjadi sorotan soal penolakan kehadiran ojek online (Ojol) dan Gojek di Malaysia. Setelah sempat sebut Indonesia miskin, kini menyalahkan pemerintah atas berkembangnya Gojek.

Pernyataan ini disampaikannya melalui sebuah video pendek dan tersebar di media sosial. Dalam video tersebut ia menyebut bukan rakyat Indonesia yang miskin tapi ada kesalahan yang dilakukan pemerintah Indonesia.

"Rakyat Indonesia tak salah, kalau dikatakan miskin. Yang salah itu adalah kerajaan Indonesia, pemerintah Indonesia yang salah," ujarnya seperti dikutip CNBC Indonesia dari detikINET, Selasa (3/9/2019).

Samsubahrin Ismail menambahkan pemerintah Malaysia tidak perlu mengikuti apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, yang dianggapnya sebagai sebuah kesalahan, dengan mengizinkan Gojek atau Grab. Ia menyinggung bahwa driver ojek online tak punya gaji tetap.

"Pemerintah di Malaysia mengikuti kesalahan yang dilakukan pemerintah Indonesia. Kenapa harus kita membiarkan anak muda kita Malaysia bekerja tanpa gaji tetap, untuk membawa Grab, untuk membawa Gojek," cetusnya.


Lanjut ke halaman berikutnya >>>


Meski menolak kehadiran ojek online di Malaysia, Shamsubahrin Ismail menawarkan solusi bagi pemerintah Malaysia dengan meluncurkan kembali Dego Ride, ojek online (ojol) milik pengusaha Malaysia ketimbang mengundang Gojek.

Dego Ride adalah layanan ojek online milik pengusaha Malaysia. Layanan ini pertama kali diluncurkan pada 2016 dengan menawarkan layanan dengan harga 2,5 ringgit atau setara Rp 8.433 untuk 3 Km pertama. Layanan ini beroperasi di daerah Lembah Klang.


Namun, pada Januari 2017, Wakil Menteri Transportasi Abdul Aziz Kaprawi, mengatakan Kementrian Transportasi tidak pernah mengeluarkan lisensi untuk operator layanan sepeda motor karena melanggar peraturan lalu lintas negara.

Shamsubahrin Ismail mengatakan membiarkan sistem transportasi asing masuk Malaysia akan membawa banyak dampak negatif. Salah satu risikonya adalah arus modal keluar (capital outflow) dan risiko penutupan usaha bila mereka menghadapi masalah.

"Paling tidak kita memiliki kontrol atas produk lokal seperti Dego Ride, berbeda dengan produk asing," ujar seperti dikutip dari New Straits Times, Selasa (3/9/2019).

"Karena itu, saya merasa lebih baik untuk mendukung produk lokal yang telah terbukti berhasil."



Lanjut ke halaman berikutnya >>>



Atas pernyataan Shamsubahrin Ismail yang salahkan pemerintah Indonesia soal kehadiran Gojek, Kementerian Perhubungan pun angkat suara. Kemenhub menyebut ini sebagai ekspresi tak siap bersaing.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan Ojek online bukan cuma ada di Indonesia. Tetapi juga di Filipina dan Malaysia meskin sempat menjadi masalah.

"Kalau untuk ekspansi keluar [negeri] saya pikir kita cukup banyak. Komennya bos taksi itu saya pikir hanya ketakutakan sebagai pengusaha, itu pernyataan perorangan, karena takut adanya persaingan," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Senin (2/9/2019).



Lanjut ke halaman berikutnya >>>



Nama Shamsubahrin Ismail menjadi tenar di Indonesia karena ucapannya menyebut Indonesia miskin sebagai ekspresi penolakan kehadiran Gojek di Malaysia yang telah mendapat lampu hijau dari Kabinet Mahathir Mohamad.

Pernyataannya pun cukup kontroversial dengan sebut Indonesia sebagai negara miskin. Shamsubahrin Ismail mengungkapkan, Gojek bisa berkembang di Indonesia karena jalan raya di Indonesia yang terlalu sempit untuk kendaraan.


"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda [Malaysia] bukan akan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.

"Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini?" ujarnya seperti dikutip dari Free Malaysia Today.

Atas pernyataan ini, Shamsubahrin sudah mengungkapkan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia.

"Saya minta maaf atas kesalahan saya melabeli Indonesia miskin, berdasarkan laporan yang saya terima," imbuh dia. Ismail pun berharap tidak ada aksi demonstrasi terkait perkataannya demi hubungan baik kedua negara.




(roy/sef) Next Article Panas! Ojol Rusia Ini Tantang Grab & Gojek, Ongkos Bisa Nego

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular