Tolak Gojek, Bos Taksi Malaysia Mau Mahathir Bela Ojol Lokal

Roy Franedya, CNBC Indonesia
02 September 2019 12:31
Tolak Gojek, Bos Taksi Malaysia Mau Mahathir Bela Ojol Lokal
Foto: Penampakan PCX Listrik Duet Maut Astra dan Gojek (Instagram/@gojekindonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bos taksi Malaysia, Shamsubahrin Ismail meminta pemerintah Malaysia kembali meluncurkan ojek online (ojol) lokal Dego Ride untuk mendukung produk lokal ketimbang mengiizinkan Gojek masuk Malaysia.

Hal ini disampaikan Shamsubahrin Ismail dalam konferensi pers yang dilakukan di kantor Big Blue Taxi, Kamis (28/8/2019), seperti dikutip CNBC Indonesia dari New Straits Times, Senin (2/9/2019).


Shamsubahrin Ismail menambahkan membiarkan sistem transportasi asing masuk Malaysia akan membawa banyak dampak negatif. Salah satu risikonya adalah arus modal keluar (capital outflow) dan risiko penutupan usaha bila mereka menghadapi masalah.

"Paling tidak kita memiliki kontrol atas produk lokal seperti Dego Ride, berbeda dengan produk asing," ujarnya.

Tolak Gojek, Bos Taksi Malaysia Mau Mahathir Bela Ojol LokalFoto: Datuk Shamsubahrin Ismail (Youtube)

"Karena itu, saya merasa lebih baik untuk mendukung produk lokal yang telah terbukti berhasil."

Dego Ride adalah layanan ojek online milik pengusaha Malaysia. Layanan ini pertama kali diluncurkan pada 2016 dengan menawarkan layanan dengan harga 2,5 ringgit atau setara Rp 8.433 untuk 3 Km pertama. Layanan ini beroperasi di daerah Lembah Klang.


Namun, pada Januari 2017, Wakil Menteri Transportasi Abdul Aziz Kaprawi, mengatakan Kementrian Transportasi tidak pernah mengeluarkan lisensi untuk operator layanan sepeda motor karena melanggar peraturan lalu lintas negara.

Menurut Shamsubahrin, dia tidak keberatan jika Kabinet Mahatihir bersikeras memperkenalkan Gojek sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan pemuda di negara ini.


"Tapi saya hanya berharap tidak ada yang akan menyalahkan orang lain jika Gojek menyebabkan masalah di kemudian hari, terutama yang berkaitan dengan keamanan," tambahnya.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>


Shamsubahrin Ismail kembali mengeluarkan pernyataan kontroversi. Jika sebelumnya sebut Indonesia negara miskin, kini ia menyalahkan pemerintah Indonesia karena izinkan Gojek beroperasi.

Pernyataan baru Shamsubahrin Ismail berbentuk video ramai di media sosial. Dalam video tersebut ia menyebut bukan rakyat Indonesia yang miskin tapi ada kesalahan yang dilakukan pemerintah Indonesia.


"Rakyat Indonesia tak salah, kalau dikatakan miskin. Yang salah itu adalah kerajaan Indonesia, pemerintah Indonesia yang salah," ujarnya seperti dikutip CNBC Indonesia dari detikINET, Senin (2/9/2019).

Samsubahrin Ismail menambahkan pemerintah Malaysia tidak perlu mengikuti apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia mengizinkan Gojek atau Grab. Ia menyinggung bahwa driver ojek online tak punya gaji tetap.

"Pemerintah di Malaysia mengikuti kesalahan yang dilakukan pemerintah Indonesia. Kenapa harus kita membiarkan anak muda kita Malaysia bekerja tanpa gaji tetap, untuk membawa Grab, untuk membawa Gojek," cetusnya.



Lanjut ke halaman berikutnya >>> Sebelumnya, ia sempat menyerang keputusan Kabinet Mahathir yang memberikan lampu hijau bagi Gojek. Dalam serangan tersebut Ia sempat menyebut Indonesia sebagai negara miskin.

"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda [Malaysia] bukan akan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.


"Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini?" ujarnya seperti dikutip dari Free Malaysia Today.

Atas pernyataan ini, Shamsubahrin sudah mengungkapkan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia.

"Saya minta maaf atas kesalahan saya melabeli Indonesia miskin, berdasarkan laporan yang saya terima," imbuh dia. Ismail pun berharap tidak ada aksi demonstrasi terkait perkataannya demi hubungan baik kedua negara.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular