Internasional

Sejarah Baru Dimulai: Korut dan Korsel Akhirnya Bertemu

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 April 2018 14:42
Sejarah Baru Dimulai: Korut dan Korsel Akhirnya Bertemu
Foto: Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
Seoul, CNBC Indonesia - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in bertemu di zona demiliterisasi kedua negara yang dijaga ketat pada hari Jumat (27/4/2018), ini pertemuan pertama kedua negara tersebut setelah lebih dari satu dekade berkonflik.

Mengutip Reuters, kedua pemimpin tersebut saling tersenyum dan bergandengan tangan. Pertemuan ini memberikan pandangan yang berbeda setelah Korut berkali-kali melakukan uji coba misil dan nuklir yang membuat negara itu dijatuhi sanksi internasional dan menimbulkan kekhawatiran akan adanya konflik baru di semenanjung Korea.

Pertemuan dramatis ini dilakukan beberapa minggu sebelum Kim Jong Un dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk mengakhiri konflik panjang antara kedua negara.

"Pada hari ini kami berdiri di garis awal, dimana sejarah baru mengenai perdamaian, kemakmuran dan hubungan antar Korea telah dituliskan," kata Kim Jong Un sebelum kedua pemimpin negara dan beberapa pejabat tinggi negara memulai pembicaraan.

Moon Jae-in dan Kim Jong Un membahas denuklirisasi, perdamaian permanen di Semenanjung Korea pada pertemuan sesi pagi dan diharapkan untuk menandatangani deklarasi bersama ketika pertemuan sesi sore, seorang pejabat Korea Selatan mengatakannya pada wartawan.

Selama pertemuan pribadi mereka, Kim Jong Un mengatakan pada Moon Jae-in, ia datang untuk mengakhiri sejarah konflik dan sambil bercanda meminta maaf karena membangun Moon dengan tes misil di pagi hari, kata seorang pejabat Korsel.

Kim mengatakan pada Moon Jae-in bahwa dia akan bersedia mengunjungi istana Presiden di Seoul, mengundang Moon ke Pyongyang dan ingin bertemu lebih sering di masa depan, kata pejabat itu.
Beberapa hari sebelum pertemuan diadakan, Kim Jong Un mengatakan Korea Utara telah menghentikan sementara uji coba senjata nuklir dan misil jarak jauhnya, dan melucuti situs uji coba nuklir satu-satunya negara tersebut.

Namun, ada keraguan mengenai apakah Kim Jong Un telah siap untuk menyingkirkan gudang senjata nuklirnya yang telah dengan susah payah dibangun dan dikembangkan negaranya selama beberapa dekade, yang disebutnya sebagai tindakan pencegahan terhadap invasi AS.

Sebelumnya kedua pemimpin Korea pernah gagal bertemu, yaitu pada tahun 2000 dan 2007.

"Hari ini, daripada membuat hasil yang tidak dapat kami lakukan seperti di masa lalu, kami harus membuat hasil yang baik dengan berterus terang mengenai permasalahan saat ini dan masalah-masalah yang penting," kata Kim.

Moon Jae-in menyambut Kim Jong Un di garis demarkasi militer, menjadikan Kim sebagai pemimpin Korea Utara pertama yang menjejakkan kaki di Korea Selatan sejak Perang Korea tahun 1950-1953.

Tanpa direncanakan, Kim Jong Un mengundang Moon Jae-in untuk melewati batas ke Korut, sebelum keduanya kembali menginjak wilayah Korsel sambil bergandengan. Keduanya diberi bunga oleh seorang anak dan penduduk desa yang berlokasi di zona demiliterisasi Korsel.

Pasangan itu bertemu di karpet merah yang digelar oleh penjaga kehormatan Korea Selatan yang memakai kostum bersejarah sambil memainkan musik tradisional.

Kim Jong Un memakai kacamata dan pakaian khasnya 'setelan Mao', sementara delegasi Korsel lainnya memakai seragam militer atau pakaian Western.

"Sebuah sejarah baru dimulai sekarang. Masa-masa kedamaian, dari titik awal sejarah," tulis Kim Jong Un dalam bahasa Korea di buku tamu di Rumah Perdamaian Korea Selatan sebelum perundingan dimulai.

"Saya berharap kami bisa berbicara terus terang dan menyepakati perjanjian sebagai hadiah bagi kedua Korea dan semua masyarakat dunia yang mengharapkan perdamaian," kata Moon Jae-in saat keduanya memulai pembicaraan resmi mereka.

Beberapa menit sebelum Kim Jong Un memasuki Rumah Perdamaian, sekelompok anggota keamanan Korut melakukan pemeriksaan untuk mencari bahan peledak dan perangkat penyadapan, dan menyemprotkan disinfektan yang nampak di udara, di kursi, dan di buku tamu.

Amerika Serikat berharap pembicaraan antara Kim dan Moon akan berbuah kemajuan dalam mencapai perdamaian dan kemakmuran, kata Gedung Putih saat kedua pimpinan Korea memulai pembicaraan mereka.

Gedung putih juga mengatakan sedang menunggu diskusi lanjutan dengan Korea Selatan membahas persiapan pertemuan yang telah direncanakan oleh Trump dan Kim Jong Un yang akan diadakan dalam beberapa minggu ke depan.


Beberapa bulan yang lalu, Donald Trump dan Kim Jong Un saling mengancam dan mencemooh satu sama lain saat Korut menyatakan memiliki senjata nuklir yang mampu memporakporandakan AS.

Jumat lalu, kantor berita resmi Korea Utara, KCNA mengatakan Kim Jong Un akan dengan sepenuh hati menerima diskusi dengan Moon Jae-in mengenai semua permasalahan yang ditujukan untuk membangun hubungan antar kedua Korea dan untuk menyepakati perdamaian, kemakmuran, dan menyatukan kembali semenanjung Korea.

Moon Jae-in diiringi oleh banyak orang saat menuju ke lokasi pertemuan dan berhenti perlahan-lahan untuk menyapa puluhan orang yang mendukung pertemuan sambil mengayunkan bendera Korea Selatan di dekat Gedung Biru kepresidenan di Seoul.

Ratusan demonstrator berkumpul di pusat kota Seoul sejak pagi hari.

Kedua negara akan mengeluarkan pernyataan bersama-sama pada Jumat malam, yang kemungkinan akan disebut sebagai Deklarasi Panmunjom, yang bisa mengatasi denuklirisasi dan perdamaian, dan peningkatan hubungan, kata pejabat Korea Selatan.

Korea Utara yang miskin dan Korea Selatan yang kaya dan demokratis, secara teknis masih berperang karena Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai.

Amerika Serikat menempatkan 28.500 pasukan di Korea Selatan sebagai warisan dari konflik Perang Dingin antar Korea Selatan, Amerika Serikat dan pasukan PBB yang melawan Utara yang komunis, yang didukung oleh China dan Rusia.

Kim Jong Un dan Trump diperkirakan akan bertemu pada akhir Mei atau Juni, dimana pada hari Kamis Trump mengatakan tengah mempertimbangkan mengenai tanggal dan tempat pertemuan.

Gedung Putih merilis dua foto dari pertemuan Sekretaris Negara dan Ketua CIA, Mike Pompeo dengan Kim Jong Un di Korea Utara pada akhir pekan Paskah untuk membahas KTT yang telah direncanakan. Itu adalah pertemuan terbuka pertama Kim dengan seorang pejabat AS.

KTT Korea terbaru memiliki arti khusus paling tidak karena lokasinya yang berada di Zona Demiliterisasi, lintasan sepanjang 160 mill (260 km) dan lebar 2,5 mil (4 km) yang dibuat di gencatan senjata 1953 sebagai penyangga antara Selatan dan Utara.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular