Nama Tiga Pilar Corpora Hilang Dari Daftar Pemilik Saham AISA
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
19 July 2018 20:43

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) sedang dirundung masalah. Awal bulan ini manajemen pihaknya tidak mampu untuk membayar bunga obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I yang jatuh tempo hari ini, Kamis 19 Juli 2018.
Di tengah masalah ini nama PT Tiga Pilar Corpora, pendiri AISA, hilang dari laporan kepemilikan efek 5% atau lebih yang dirilis Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 12 Juli 2018.
Laporan rutin bulanan registrasi pemegang saham TPS Food tidak dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia.
Hilangnya nama tersebut menimbulkan spekulasi, kepemilikannya turun hingga di bawah 5% atau bahkan hilang sama sekali dari daftar pemegang saham. Kemungkinan lain adalah saham tersebut dipinjamkan (repurchase agreement/repo/jual janji beli kembali) untuk menyelesaikan masalah keuangan.
Sebelumnya, nama Tiga Pilar Corpora berkurang jumlah dan porsi kepemilikannya hampir setiap bulan secara berturut-turut sebagai pemegang saham AISA, sekurangnya mulai Desember 2017. Pada akhir tahun lalu, posisi Tiga Pilar Corpora di AISA masih 708 juta (22,02%).
Pada Januari hingga Maret, kepemilikan Tiga Pilar Corpora pada AISA turun meskipun tidak drastis. Kepemilikannya lalu sempat bertahan pada April 2018 dari posisi Maret 2018, tetapi kemudian turun lagi menjadi 383 juta saham (11,91%) pada Mei.
Pada Juni, kepemilikannya tergerus tinggal separuh posisi Mei, tepatnya 169 juta (5,28%) dari total saham beredar TPS Food.
Porsi pemegang saham lain juga mengalami fluktuasi, seperti halnya yang terjadi pada Fidelity FD yang berangsur meningkat dan tidak pernah turun. Di sisi lain, nama Ajengan Asia Pte Ltd muncul dan tenggelam pada Desember 2017 dan April 2018.
Porsi kepemilikan pemegang saham besar (di atas 5%) lain statis pada periode tersebut yaitu Primanex Ltd, Morgan Stanley LLC Client Account, Trophy C/O KKR Asset Management, dan Trophy Investors I Ltd.
Sebelumnya, Direktur Utama TPS Food Stefanus Joko Mogoginta pernah menyatakan dalam keterbukaan informasi yang menekankan komitmen manajemen dan pemegang saham menyelesaikan masalah keuangan yang sedang dihadapi.
Saham perseroan disuspensi otoritas bursa sejak 5 Juli. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) baru menurunkan peringkat utang AISA menjadi selective default.
Pada awal Juli, dua kreditur TPS Food yaitu PT Sinarmas Aset Management dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG sempat mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Namun, dalam persidangan, pengajuan pailit tersebut dicabut penggugat tanpa alasan yang jelas.
Di tengah masalah ini nama PT Tiga Pilar Corpora, pendiri AISA, hilang dari laporan kepemilikan efek 5% atau lebih yang dirilis Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 12 Juli 2018.
Hilangnya nama tersebut menimbulkan spekulasi, kepemilikannya turun hingga di bawah 5% atau bahkan hilang sama sekali dari daftar pemegang saham. Kemungkinan lain adalah saham tersebut dipinjamkan (repurchase agreement/repo/jual janji beli kembali) untuk menyelesaikan masalah keuangan.
Sebelumnya, nama Tiga Pilar Corpora berkurang jumlah dan porsi kepemilikannya hampir setiap bulan secara berturut-turut sebagai pemegang saham AISA, sekurangnya mulai Desember 2017. Pada akhir tahun lalu, posisi Tiga Pilar Corpora di AISA masih 708 juta (22,02%).
![]() |
Pada Januari hingga Maret, kepemilikan Tiga Pilar Corpora pada AISA turun meskipun tidak drastis. Kepemilikannya lalu sempat bertahan pada April 2018 dari posisi Maret 2018, tetapi kemudian turun lagi menjadi 383 juta saham (11,91%) pada Mei.
Pada Juni, kepemilikannya tergerus tinggal separuh posisi Mei, tepatnya 169 juta (5,28%) dari total saham beredar TPS Food.
Porsi pemegang saham lain juga mengalami fluktuasi, seperti halnya yang terjadi pada Fidelity FD yang berangsur meningkat dan tidak pernah turun. Di sisi lain, nama Ajengan Asia Pte Ltd muncul dan tenggelam pada Desember 2017 dan April 2018.
Porsi kepemilikan pemegang saham besar (di atas 5%) lain statis pada periode tersebut yaitu Primanex Ltd, Morgan Stanley LLC Client Account, Trophy C/O KKR Asset Management, dan Trophy Investors I Ltd.
Sebelumnya, Direktur Utama TPS Food Stefanus Joko Mogoginta pernah menyatakan dalam keterbukaan informasi yang menekankan komitmen manajemen dan pemegang saham menyelesaikan masalah keuangan yang sedang dihadapi.
Saham perseroan disuspensi otoritas bursa sejak 5 Juli. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) baru menurunkan peringkat utang AISA menjadi selective default.
Pada awal Juli, dua kreditur TPS Food yaitu PT Sinarmas Aset Management dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG sempat mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Namun, dalam persidangan, pengajuan pailit tersebut dicabut penggugat tanpa alasan yang jelas.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular