Nama Tiga Pilar Corpora Hilang Dari Daftar Pemilik Saham AISA

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
19 July 2018 20:43
Piutang Lancar Masih Cukup Besar, Tetapi..
Foto: tigapilar.com
Dalam laporan keuangan AISA 2017 yang terlambat disampaikan kepada otoritas bursa, tercatat perusahaan masih memiliki aset lancar yang cukup besar yaitu Rp 4,53 triliun. Jumlah itu bahkan lebih besar dibandingkan dengan utang lancar Rp 3,9 triliun, sehingga rasio lancar perusahaan yang dirumuskan melalui pembagian antara aset lancar dengan utang lancar 1,16 kali.
 
Sehingga, dapat diasumsikan perusahaan masih dapat menutup utang jangka pendeknya dengan piutang jangka pendek dan kas.

Pos paling besar dari aset lancar tersebut adalah piutang usaha dalam nilai yang cukup signifikan yaitu Rp 2,11 triliun.
 
Dari jumlah tersebut, terdapat piutang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai lebih dari 90 hari senilai Rp 1,53 triliun.
 
Biasanya, piutang jatuh tempo tetapi dianggap tidak mengalami penurunan dalam laporan keuangan, terkait dengan pihak yang sangat dipercaya perusahaan, atau dapat dipercaya oleh publik, dalam hal ini dapat berupa institusi pemerintah atau BUMN.
 
Piutang lain yaitu yang terjadi dengan pihak relasi juga lumayan besar, Rp 588,23 miliar. Piutang tersebut ditengarai adalah dana pelunasan penjualan PT Golden Plantation Tbk (GOLL) kepada PT JOM Prawarsa Indonesia pada 2016. Saat ini, transaksi disepakati Rp 521,43 miliar.
 
JOM Prawarsa merupakan pihak terafiliasi karena Joko Mogoginta merupakan pemegang 80% saham JOM Prawarsa.
 
Dari sisi utang jangka panjang, nilainya juga masih kecil dibandingkan dengan aset tetap (tidak lancar) perseroan yaitu hanya Rp 1,41 triliun terhadap Rp 4,18 triliun. 
 
Sebagai bagian dari utang jangka panjang, utang obligasi perseroan juga dikosongkan dan yang masih tercatat di laporan keuangan hanya utang sukuk Rp 1,19 triliun. 
 
Utang obligasi dan sukuk perseroan diubah jatuh temponya melalui persetujuan investor obligasi dan sukuk pada Mei tahun ini sehingga jatuh temponya pada 2019, dari sebelumnya 2018 dan 2021. Perseroan akan menggelar rapat umum pemegang obligasi lagi pada Agustus untuk menentukan penyelesaian utangnya tersebut.




(roy)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular