
Tiga Pilar, Produsen Taro, Catatkan Rugi Rp 565,1 Miliar
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
29 June 2018 21:02

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) akhirnya mengumumkan laporan keuangan 2017, setelah tertunda beberapa bulan.
Hasilnya, emiten yang memproduksi bahan makanan ini mencatatkan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 565,1 miliar pada akhir 2017.
Kondisi tersebut jauh berbeda dengan tahun sebelumnya ketika perusahaan masih mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 581,03 miliar.
Rugi tersebut disebabkan karena penurunan laba bruto dari Rp 1,68 triliun pada 2016 menjadi Rp 626,24 miliar pada 2017. Sementara beban usaha meningkat dari Rp 667,54 miliar menjadi Rp 916,75 miliar. Adapun beban lainnya naik dari Rp 29,5 miliar menjadi Rp 314,48 miliar.
Pada hari ini harga saham AISA menyentuh Rp 244/lembar, turun 4,69% dibandingkan hari sebelumnya. AISA mengalami tren penurunan yang tajam sejak awal tahun akibat penurunan kinerja dan pelepasan unit usaha beras yang menjadi andalan saat ini.
Selain itu, ada rumor kabar beredar bahwa perseroan terancam gagal bayar (default) atas obligasi yang jatuh tempo.
Meski demikian, manajemen menyatakan terus berupaya melakukan penjualan unit bisnis beras, meskipun penjualannya tak berjalan secepat yang dikehendaki perusahaan.
"Manajemen dan pemegang saham pendiri tidak lari meninggalkan perusahaan ini walau sesulit apapun persoalan yang dihadapi oleh perusahaan," tulis Joko Mogoginta, Direktur Utama AISA dalam keterangan yang disampaikan perusahaan, Selasa (26/6/2018).
(gus) Next Article Investor Teriak-teriak, Laporan Keuangan AISA Ditolak
Hasilnya, emiten yang memproduksi bahan makanan ini mencatatkan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 565,1 miliar pada akhir 2017.
Pada hari ini harga saham AISA menyentuh Rp 244/lembar, turun 4,69% dibandingkan hari sebelumnya. AISA mengalami tren penurunan yang tajam sejak awal tahun akibat penurunan kinerja dan pelepasan unit usaha beras yang menjadi andalan saat ini.
Selain itu, ada rumor kabar beredar bahwa perseroan terancam gagal bayar (default) atas obligasi yang jatuh tempo.
Meski demikian, manajemen menyatakan terus berupaya melakukan penjualan unit bisnis beras, meskipun penjualannya tak berjalan secepat yang dikehendaki perusahaan.
"Manajemen dan pemegang saham pendiri tidak lari meninggalkan perusahaan ini walau sesulit apapun persoalan yang dihadapi oleh perusahaan," tulis Joko Mogoginta, Direktur Utama AISA dalam keterangan yang disampaikan perusahaan, Selasa (26/6/2018).
(gus) Next Article Investor Teriak-teriak, Laporan Keuangan AISA Ditolak
Most Popular