
Investor Teriak-teriak, Laporan Keuangan AISA Ditolak
Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 July 2018 18:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemegang saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) menolak menyetui laporan keuangan yang disampai jajaran.
Salah seorang investor yang hadir dalam RUPST tersebut, Harianto Bhakti, mengatakan sebanyak 61% dari jumlah suara atau saham yang hadir dalam rapat tersebut menolak laporan keuangan yang disampaikan manajemen. Dia sempat teriak-teriak menghampiri wartawan dan keluar dari ruang RUPST.
Harianto menceritakan, para investor mulai tidak percaya dengan manajemen. "Apalagi distributor TPS Food selama ini adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Direktur Utama Joko Mogoginta dan Direktur lainnya Hendra Adisubrata," kata Harianto.
Dalam RUPST tersebut terjadi ketegangan karena ada friksi antara jajaran manajemen. Terjadi perpecahan suara antar pihak untuk menolak laporan keuangan.
"Dirutnya masih kasih angin surga kalau kita (TPS Food) masih bisa survive. Utang Rp 22 juta aja ke Sinarmas enggak bayar kok bilang masih bisa survive," kata Harianto.
Belum lama ini kreditur perusahaan yakni PT Sinarmas Aset Management dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas telah mengajukan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) karena tak mampu melakukan pembayaran utangnya tersebut.
Adapun obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I tahun 2013 masing-masing memiliki nilai sebesar Rp 600 miliar dan Rp 300 miliar. Kedua instrumen ini memiliki tingkat kupon dan imbal hasil sebesar 10,25% yang harusnya dibayarkan tiap tiga bulan.
Instrumen utang yang diterbitkan lima tahun lalu seharusnya telah jatuh tempo pada 5 April 2018 lalu, namun pada Maret perusahaan telah melakukan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan meminta untuk memperpanjang tenornya hingga 12 bulan ke depan.
(hps/wed) Next Article Kata Manajemen AISA jika Investigasi EY Dibawa ke Ranah Hukum
Salah seorang investor yang hadir dalam RUPST tersebut, Harianto Bhakti, mengatakan sebanyak 61% dari jumlah suara atau saham yang hadir dalam rapat tersebut menolak laporan keuangan yang disampaikan manajemen. Dia sempat teriak-teriak menghampiri wartawan dan keluar dari ruang RUPST.
Harianto menceritakan, para investor mulai tidak percaya dengan manajemen. "Apalagi distributor TPS Food selama ini adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Direktur Utama Joko Mogoginta dan Direktur lainnya Hendra Adisubrata," kata Harianto.
"Dirutnya masih kasih angin surga kalau kita (TPS Food) masih bisa survive. Utang Rp 22 juta aja ke Sinarmas enggak bayar kok bilang masih bisa survive," kata Harianto.
Belum lama ini kreditur perusahaan yakni PT Sinarmas Aset Management dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas telah mengajukan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) karena tak mampu melakukan pembayaran utangnya tersebut.
Adapun obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I tahun 2013 masing-masing memiliki nilai sebesar Rp 600 miliar dan Rp 300 miliar. Kedua instrumen ini memiliki tingkat kupon dan imbal hasil sebesar 10,25% yang harusnya dibayarkan tiap tiga bulan.
Instrumen utang yang diterbitkan lima tahun lalu seharusnya telah jatuh tempo pada 5 April 2018 lalu, namun pada Maret perusahaan telah melakukan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan meminta untuk memperpanjang tenornya hingga 12 bulan ke depan.
(hps/wed) Next Article Kata Manajemen AISA jika Investigasi EY Dibawa ke Ranah Hukum
Most Popular