Saham Disuspensi 13 Bulan, TPS Food Boleh Private Placement?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 August 2019 15:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan pelaksanaan aksi korporasi penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) atau TPS Food tetap bisa dilaksanakan, meski saham perusahaan masih dihentikan perdagangannya (suspensi).
Saham AISA dihentikan sementara oleh Bursa sejak 5 Juli 2018 seiring gagal bayar bunga Obligasi dan Sukuk Ijarah I Tahap I Tahun 2013, dan perseroan belum melakukan penyampaian laporan keuangan dan membayar denda. Saham perusahaan terakhir diperdagangkan di level Rp 168/saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna mengatakan meski aksi korporasi terus berlanjut, namun Bursa tetap menunggu perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang belum dipenuhi sehingga BEI belum bisa membuka suspensi perdagangannya.
"Mereka paralel. Kalau melaksanakan tindakan korporasi mereka jalankan dulu, once itu berhubungan dengan perdagangan, nanti pada periodenya kita lihat dulu pemenuhannya [kewajiban laporan keuangan], baru kita diskusikan masalah perdagangannya, bagaimana kita paralel gitu jalan dulu," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Hingga saat ini bursa masih menunggu laporan keuangan perusahaan untuk periode akhir tahun 2017 hingga semester I-2019 yang masih belum disampaikan.
BEI juga masih menanti realisasi operasional perusahaan setelah anak usaha di divisi beras, yakni PT Dunia Pangan dan anak usahanya dinyatakan pailit. Padahal divisi beras ini merupakan core bussiness atau bisnis inti perusahaan.
Belum lagi, perusahaan juga perlu menyampaikan rencana kerja perusahaan ke depan dengan hanya memiliki satu lini usaha yang menjadi tulang punggung perusahaan.
"Justru yang akan kita lihat bagaimana [bisnis] snack-nya [makanan ringan Taro] ini, bagaimana mereka me-maintain dan memperbesarnya. Melihatnya dengan rencana ke depan seperti apa, laporan keuangan kita tunggu, tindakan korporasi apa yang akan dilakukan untuk memperbesar. Kan gitu," jelas dia.
Jumat pekan lalu (9/8/2019), TPS Food akhirnya sukses untuk meminta restu kepada pemegang saham untuk melaksanakan aksi korporasi private placement. Aksi korporasi ini rencananya akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini.
Corporate Secretary TPS Food Michael H. Hadylaya mengatakan 98% dari pemegang saham yang hadir menyetujui rencana masuknya pemegang saham baru ini, sedangkan kuorum pemegang saham yang hadir mencapai 52,3% dari total pemegang saham.
"Mayoritas pemegang saham menyetujui agenda yang disampaikan. Private placement juga sepakat. Tadi kuorum voting-nya 98% yang setuju untuk agenda pertama," kata Michael di Kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Calon investor yang akan menyerap saham baru TPS Food adalah PT FKS Food And Ingredients (FKS FI), perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT FKS Food & Agri, asal Singapura. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 1,56 miliar saham atau setara dengan 32,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah aksi korporasi ini dilakukan.
Perusahaan diperkirakan akan memperoleh dana segar senilai Rp 329,46 miliar. Dana ini nantinya akan digunakan untuk pembayaran utang-utang perusahaan dan membiayai modal kerja perusahaan.
Simak rencana TPS Food keluar dari jeratan utang.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Kata Manajemen AISA jika Investigasi EY Dibawa ke Ranah Hukum
Saham AISA dihentikan sementara oleh Bursa sejak 5 Juli 2018 seiring gagal bayar bunga Obligasi dan Sukuk Ijarah I Tahap I Tahun 2013, dan perseroan belum melakukan penyampaian laporan keuangan dan membayar denda. Saham perusahaan terakhir diperdagangkan di level Rp 168/saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna mengatakan meski aksi korporasi terus berlanjut, namun Bursa tetap menunggu perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang belum dipenuhi sehingga BEI belum bisa membuka suspensi perdagangannya.
"Mereka paralel. Kalau melaksanakan tindakan korporasi mereka jalankan dulu, once itu berhubungan dengan perdagangan, nanti pada periodenya kita lihat dulu pemenuhannya [kewajiban laporan keuangan], baru kita diskusikan masalah perdagangannya, bagaimana kita paralel gitu jalan dulu," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Senin (12/8/2019).
BEI juga masih menanti realisasi operasional perusahaan setelah anak usaha di divisi beras, yakni PT Dunia Pangan dan anak usahanya dinyatakan pailit. Padahal divisi beras ini merupakan core bussiness atau bisnis inti perusahaan.
Belum lagi, perusahaan juga perlu menyampaikan rencana kerja perusahaan ke depan dengan hanya memiliki satu lini usaha yang menjadi tulang punggung perusahaan.
"Justru yang akan kita lihat bagaimana [bisnis] snack-nya [makanan ringan Taro] ini, bagaimana mereka me-maintain dan memperbesarnya. Melihatnya dengan rencana ke depan seperti apa, laporan keuangan kita tunggu, tindakan korporasi apa yang akan dilakukan untuk memperbesar. Kan gitu," jelas dia.
Jumat pekan lalu (9/8/2019), TPS Food akhirnya sukses untuk meminta restu kepada pemegang saham untuk melaksanakan aksi korporasi private placement. Aksi korporasi ini rencananya akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini.
Corporate Secretary TPS Food Michael H. Hadylaya mengatakan 98% dari pemegang saham yang hadir menyetujui rencana masuknya pemegang saham baru ini, sedangkan kuorum pemegang saham yang hadir mencapai 52,3% dari total pemegang saham.
"Mayoritas pemegang saham menyetujui agenda yang disampaikan. Private placement juga sepakat. Tadi kuorum voting-nya 98% yang setuju untuk agenda pertama," kata Michael di Kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Calon investor yang akan menyerap saham baru TPS Food adalah PT FKS Food And Ingredients (FKS FI), perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT FKS Food & Agri, asal Singapura. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 1,56 miliar saham atau setara dengan 32,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah aksi korporasi ini dilakukan.
Perusahaan diperkirakan akan memperoleh dana segar senilai Rp 329,46 miliar. Dana ini nantinya akan digunakan untuk pembayaran utang-utang perusahaan dan membiayai modal kerja perusahaan.
Simak rencana TPS Food keluar dari jeratan utang.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Kata Manajemen AISA jika Investigasi EY Dibawa ke Ranah Hukum
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular