
Investor Ritel Nilai Private Placement TPS Food Kemurahan
Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 August 2019 19:25

Jakarta, CNBC Indonesia- Forum Investor Ritel AISA (Forsa) menyambut baik adanya investor baru yang akan menyuntikkan modal ke perusahaan consumer goods, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA). Namun, investor ritel ini menilai harga yang ditawarkan kepada calon investor ini dinilai kemurahan.
Ketua Forsa Deni Alfianto Amris mengatakan masuknya investor baru ini dinilai dapat mendukung kinerja perusahaan, sebab selain mendapatkan suntikan modal, pemegang saham ini juga terafilisi dengan perusahaan produsen bahan baku makanan. Sehingga dinilai tak akan ada masalah untuk perusahaan ke depannya.
"Sudah baik dan ini bagus hulu hilir, dia [investor baru] hulu, Tiga Pilar hilir. Kekurangan bahan baku bukan problem lagi, malah jadi problem solver. Ini bagus. Rp 210/saham memang kemurahan tapi kalau selesaikan masalah ya oke," kata Deni kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2019).
Seperti diketahui investor baru ini merupakan PT FKS Food And Ingredients (FKS FI), perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT FKS Food & Agri, asal Singapura. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 1,56 miliar saham atau setara dengan 32,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah aksi korporasi ini dilakukan.
Untuk itu perusahaan akan memperoleh dana segar senilai Rp 329,46 miliar. Dana ini nantinya akan digunakan untuk pembayaran utang-utang perusahaan dan membiayai modal kerja perusahaan ke depannya.
Setelah aksi korporasi ini, pemegang saham juga meminta perusahaan untuk segera membuat rencana kerja perusahaan untuk periode 3-5 tahun ke depan. Sebab, saat ini hanya berfokus mengembangkan bisnis di divisi food saja.
"Kalau manajemen baru bikin time table 3-5 tahun dan fokus kinerja AISA bakal bagus, cuma kan harus fokus karena persoalan hukum juga," kata dia.
Selain itu, menurut dia manajemen juga sudah harus mempersiapkan rencana pelunasan utang obligasi dan sukuk yang baru selesai proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Dalam perjanjian, perusahaan memiliki jangka waktu hingga 2022 untuk menyelesaikan utang tersebut, dengan perjanjian dibayarkan 25% dan sisanya akan dibayarkan dalam bentuk saham perusahaan.
"Pertanyaannya 2019-2022 kemampuan manajemen baru diuji, fokus ke kinerja dalam dua tahun membaik akan dapat fresh money karena nilai AISA naik," kata dia.
[Gambas:Video CNBC]
(dob) Next Article AISA Cari Investor Baru Lewat Private Placement
Ketua Forsa Deni Alfianto Amris mengatakan masuknya investor baru ini dinilai dapat mendukung kinerja perusahaan, sebab selain mendapatkan suntikan modal, pemegang saham ini juga terafilisi dengan perusahaan produsen bahan baku makanan. Sehingga dinilai tak akan ada masalah untuk perusahaan ke depannya.
"Sudah baik dan ini bagus hulu hilir, dia [investor baru] hulu, Tiga Pilar hilir. Kekurangan bahan baku bukan problem lagi, malah jadi problem solver. Ini bagus. Rp 210/saham memang kemurahan tapi kalau selesaikan masalah ya oke," kata Deni kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2019).
Seperti diketahui investor baru ini merupakan PT FKS Food And Ingredients (FKS FI), perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh PT FKS Food & Agri, asal Singapura. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 1,56 miliar saham atau setara dengan 32,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah aksi korporasi ini dilakukan.
Untuk itu perusahaan akan memperoleh dana segar senilai Rp 329,46 miliar. Dana ini nantinya akan digunakan untuk pembayaran utang-utang perusahaan dan membiayai modal kerja perusahaan ke depannya.
Setelah aksi korporasi ini, pemegang saham juga meminta perusahaan untuk segera membuat rencana kerja perusahaan untuk periode 3-5 tahun ke depan. Sebab, saat ini hanya berfokus mengembangkan bisnis di divisi food saja.
"Kalau manajemen baru bikin time table 3-5 tahun dan fokus kinerja AISA bakal bagus, cuma kan harus fokus karena persoalan hukum juga," kata dia.
Selain itu, menurut dia manajemen juga sudah harus mempersiapkan rencana pelunasan utang obligasi dan sukuk yang baru selesai proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Dalam perjanjian, perusahaan memiliki jangka waktu hingga 2022 untuk menyelesaikan utang tersebut, dengan perjanjian dibayarkan 25% dan sisanya akan dibayarkan dalam bentuk saham perusahaan.
"Pertanyaannya 2019-2022 kemampuan manajemen baru diuji, fokus ke kinerja dalam dua tahun membaik akan dapat fresh money karena nilai AISA naik," kata dia.
[Gambas:Video CNBC]
(dob) Next Article AISA Cari Investor Baru Lewat Private Placement
Most Popular