
Internasional
Skandal Data, Beberapa Perusahaan Tarik Iklan dari Facebook
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 March 2018 18:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Commerzbank dan Mozilla telah membekukan iklannya di Facebook pasca skandal data yang membuat perusahaan jejaring sosial terbesar di dunia itu kehilangan pangsa pasar sampai $45 miliar (Rp 826,5 triliun) pekan ini.
"Kami menahan iklan kami di Facebook. Keamanan mereka dan perlindungan data sangat penting untuk kami," kata Uwe Hellmann, Kepala Strategi Brand Commerzbank kepada harian Handelsblatt pada hari Kamis (22/3/2018), yang dikutip Reuters.
Sebuah tulisan di situs blog Mozilla menyatakan pihaknya akan membekukan iklan sampai Facebook mengambil tindakan untuk memperkuat peraturan privasi dasarnya. "Mozilla menghentikan sementara iklan kami di Facebook," kata tulisan itu.
"Sementara kami yakin masih ada banyak yang harus dipelajari, kami menemukan bahwa aturan dasar [Facebook] saat ini membuka akses untuk data yang sangat banyak, khususnya yang berkaitan dengan aturan pada aplikasi pihak ketiga."
Dewan periklanan Inggris ISBA dijadwalkan bertemu Facebook pada hari Jumat (23/3/2018), mengeluarkan sebuah pernyataan tentang dugaan penggunaan data Facebook untuk target politik yang "sangat mengkhawatirkan".
Lebih dari 50 juta profil Facebook dipanen oleh sebuah aplikasi untuk data, yang kemudian meneruskan informasi itu ke konsultan politik Cambridge Analytica. Hal itu memperkuat kekhawatiran tentang kemungkinan data yang digunakan untuk mencoba mempengaruhi hasil pemilu kepresidenan AS di tahun 2016 dan pemilihan Brexit.
CEO Facebook Mark Zuckerberg meminta maaf pada hari Rabu (21/3/2018) karena pelanggaran kepercayaan dan berkata Facebook akan menginvestigasi semua aplikasi yang memiliki akses ke data dalam jumlah besar.
ISBA akan mendesak informasi lebih rinci dari Facebook tentang investigasi ini selama pertemuan hari Jumat, kata Direktur Jenderal Phil Smith dalam sebuah surel ke CNBC Internasional.
"Kami ingin memahami lingkup penyelidikan yang diumumkan Mark Zuckerberg kemarin. Kami ingin kepastian bagi anggota kami bahwa [penyelidikan] itu akan sampai ke masalah dasar dan implikasi ke publik dan pengiklan." David Kershaw yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif agen periklanan M&C Saatchi mengatakan para klien akan mulai mengerahkan tekanan ke jejaring sosial itu.
"Jangan salah, Facebook adalah prasarana yang luar biasa dari sudut pandang pengiklan karena keakuratan targetnya yang datang dari data. Namun, menurut saya perusahaan-perusahaan besar itu sekarang sangat gelisah untuk terkait dengan prasarana di mana data dilanggar, khususnya dalam konteks politik," kata Kershaw pada program Today di Radio 4 BBC pada hari Kamis (22/3/2018), dikutip oleh CNBC Internasional.
Facebook mendapat bagian besar dari anggaran periklanan dengan membukukan pendapatan iklan mencapai $39,9 miliar di tahun 2017, menurut laporan keuangan perusahaan. Jumlah itu membuatnya menjadi media sosial terbesar di dunia setelah Google.
Sementara beberapa pengiklan mungkin merasa khawatir pada penggunaan dat Facebook, yang lainnya mungkin tidak akan terlalu peduli, kata Analis, CEO dan Pendiri Altimeter Capital Management, Brad Gerstner yang berbicara kepada CNBC Internasional pada hari Rabu.
"Facebook bahkan belum menyentuh level itu. Ada begitu banyak dolar dari iklan yang akan mengalir ke kantong Facebook beberapa tahun mendatang."
Stephan Loerke, CEO Federasi Pengiklan Dunia (World Federation Advertisers) menyebut skandal data tersebut "mengejutkan".
"Gagasan bahwa data bisa dikumpulkan tanpa sepengetahuan atau persetujuan orang-orang itu sangat salah," katanya dalam sebuah surel ke CNBC. Ia menambahkan bahwa pihaknya menyambut baik regulasi data yang akan diungkap di Eropa.
"Mereka akan memainkan peran utama dalam membangun kembali 'ekosistem' digital di mana orang-prang memutuskan dengan siapa ia membagikan datanya, kapan dan bagaimana," tambahnya.
Saat dimintai komentar, Juru Bicara memberi pernyataan ini.
"Para pengiklan mencari kami untuk bantu mengembangkan bisnisnya. Mereka tahu berapa pentingnya bagi orang-orang untuk mempercayai informasi di Facebook. Sebagian bisnis yang sudah kami ajak berbicara pekan ini puas dengan langkah-langkah yang sudah kami rencanakan untuk lebih baik melindungi data masyarakat. Mereka juga memiliki kepercayaan diri bahwa kami akan merespon tantangan-tangan ini sehingga pada akhirnya menjadi mitra dan perusahaan yang lebih baik."
(roy/roy) Next Article Kebocoran Data Facebook, UE: 2,7 Juta Data Warga Eropa Dicuri
"Kami menahan iklan kami di Facebook. Keamanan mereka dan perlindungan data sangat penting untuk kami," kata Uwe Hellmann, Kepala Strategi Brand Commerzbank kepada harian Handelsblatt pada hari Kamis (22/3/2018), yang dikutip Reuters.
Dewan periklanan Inggris ISBA dijadwalkan bertemu Facebook pada hari Jumat (23/3/2018), mengeluarkan sebuah pernyataan tentang dugaan penggunaan data Facebook untuk target politik yang "sangat mengkhawatirkan".
Lebih dari 50 juta profil Facebook dipanen oleh sebuah aplikasi untuk data, yang kemudian meneruskan informasi itu ke konsultan politik Cambridge Analytica. Hal itu memperkuat kekhawatiran tentang kemungkinan data yang digunakan untuk mencoba mempengaruhi hasil pemilu kepresidenan AS di tahun 2016 dan pemilihan Brexit.
CEO Facebook Mark Zuckerberg meminta maaf pada hari Rabu (21/3/2018) karena pelanggaran kepercayaan dan berkata Facebook akan menginvestigasi semua aplikasi yang memiliki akses ke data dalam jumlah besar.
ISBA akan mendesak informasi lebih rinci dari Facebook tentang investigasi ini selama pertemuan hari Jumat, kata Direktur Jenderal Phil Smith dalam sebuah surel ke CNBC Internasional.
"Kami ingin memahami lingkup penyelidikan yang diumumkan Mark Zuckerberg kemarin. Kami ingin kepastian bagi anggota kami bahwa [penyelidikan] itu akan sampai ke masalah dasar dan implikasi ke publik dan pengiklan." David Kershaw yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif agen periklanan M&C Saatchi mengatakan para klien akan mulai mengerahkan tekanan ke jejaring sosial itu.
"Jangan salah, Facebook adalah prasarana yang luar biasa dari sudut pandang pengiklan karena keakuratan targetnya yang datang dari data. Namun, menurut saya perusahaan-perusahaan besar itu sekarang sangat gelisah untuk terkait dengan prasarana di mana data dilanggar, khususnya dalam konteks politik," kata Kershaw pada program Today di Radio 4 BBC pada hari Kamis (22/3/2018), dikutip oleh CNBC Internasional.
Sementara beberapa pengiklan mungkin merasa khawatir pada penggunaan dat Facebook, yang lainnya mungkin tidak akan terlalu peduli, kata Analis, CEO dan Pendiri Altimeter Capital Management, Brad Gerstner yang berbicara kepada CNBC Internasional pada hari Rabu.
"Facebook bahkan belum menyentuh level itu. Ada begitu banyak dolar dari iklan yang akan mengalir ke kantong Facebook beberapa tahun mendatang."
Stephan Loerke, CEO Federasi Pengiklan Dunia (World Federation Advertisers) menyebut skandal data tersebut "mengejutkan".
"Gagasan bahwa data bisa dikumpulkan tanpa sepengetahuan atau persetujuan orang-orang itu sangat salah," katanya dalam sebuah surel ke CNBC. Ia menambahkan bahwa pihaknya menyambut baik regulasi data yang akan diungkap di Eropa.
"Mereka akan memainkan peran utama dalam membangun kembali 'ekosistem' digital di mana orang-prang memutuskan dengan siapa ia membagikan datanya, kapan dan bagaimana," tambahnya.
Saat dimintai komentar, Juru Bicara memberi pernyataan ini.
"Para pengiklan mencari kami untuk bantu mengembangkan bisnisnya. Mereka tahu berapa pentingnya bagi orang-orang untuk mempercayai informasi di Facebook. Sebagian bisnis yang sudah kami ajak berbicara pekan ini puas dengan langkah-langkah yang sudah kami rencanakan untuk lebih baik melindungi data masyarakat. Mereka juga memiliki kepercayaan diri bahwa kami akan merespon tantangan-tangan ini sehingga pada akhirnya menjadi mitra dan perusahaan yang lebih baik."
(roy/roy) Next Article Kebocoran Data Facebook, UE: 2,7 Juta Data Warga Eropa Dicuri
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular