
Perhatikan No 8, Simak Kabar Emiten Pada Perdagangan Kemarin

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama bulan Agustus Senin (3/8/20) ditutup di zona merah dengan penurunan 2,78% di level 5.006,22.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 1,44 triliun di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 10,9 triliun.
IHSG terjerembab setelah jet lag karena libur merayakan Hari Raya Idul Adha dan ketika periode ini banyak sentimen buruk yang dirilis seperti Pemerintah Jerman yang mengonfirmasi ekonomi Negeri Panzer ini mengalami resesi. Negara ini kembali mencatat kontraksi pada ekonominya di kuartal-II 2020. Secara tahunan (YoY) ekonomi Jerman, 11,7% setelah sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi Jerman tercatat minus 2,3%.
Selanjutnya ekonomi Amerika Serikat (AS) juga terkoreksi cukup dalam pada kuartal II-2020 yang menyebabkan AS resmi masuk ke jurang resesi.
PDB negeri Paman Sam tersebut anjlok negatif 32,9% pada periode April hingga Juni 2020 kemarin. Pada kuartal I-2020 PDB AS juga telah terkontraksi minus 5%.
Rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) juga belum bersahabat dan menunjukkan bahwa Indonesia mengalami deflasi 0,1% secara bulanan pada Juli 2020. Data ini memberi konfirmasi bahwa daya beli dan konsumsi masyarakat sedang bermasalah.
Dengan deflasi 0,1%, maka inflasi tahun kalender 2020 belum menyentuh 1%, tepatnya 0,98%. Sedangkan inflasi tahunan berada di 1,54%, terendah sejak tahun 2000.
Dari negara tetangga Filipina, Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) di Manila Raya dan provinsi-provinsi di sekitarnya seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.
1. Resmi! Akuisisi Pinehill Direstui RUPSLB Indofood
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melakukan pengambilalihan seluruh saham Pinehill Company Limited. Persetujuan ini dilakukan dalam rapat umum pemegang luar biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada hari ini, Senin (3/8/2020).
"Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan hari ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham terkait rencana akuisisi seluruh saham Pinehill Company Limited," kata Anthoni Salim, Direktur Utama Indofood, dalam siaran persnya, Senin (3/8/2020).
2. Penjualan Lesu Tapi Laba SMGR & SMCB Malah Naik, Kok Bisa?
Emiten semen BUMN, PT Semen Indonesia Tbk (Persero) (SMGR) dan entitas anak, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) merilis kinerja keuangan semester pertama 2020. Meski dihantam pandemi Covid-19, kedua emiten semen pelat merah ini masih tercatat membukukan kenaikan laba bersih.
Pada periode enam bulan pertama ini, Semen Indonesia membukukan laba bersih yang diatribusikan terhadap entitas induk Rp 606,12 miliar, naik 26,3 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 484,78 miliar.
Kendati demikian, pendapatan perseroan mengalami sedikit penurunan 2% dari Rp 16,35 triliun menjadi Rp 16,02 triliun pada semester pertama tahun ini.
3. Indomie Kebal Corona, Laba INDF & ICBP Melesat di Semester I
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sepanjang semester I-2020 lalu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,68% year on year (YoY). Nilai laba bersih ini naik menjadi Rp 2,84 triliun, tumbuh dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,54 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, nilai laba per saham mengalami kenaikan menjadi Rp 324 dari sebelumnya Rp 290 di akhir Juni tahun lalu.
Sejalan dengan kenaikan laba bersih ini, pendapatan perusahaan naik 2,00% YoY. Terjadi peningkatan menjadi Rp 39,38 triliun di akhir Juni 2020 lalu dari pendapatan di akhir semester I-2019 lalu yang sebesar Rp 38,60 triliun.
4. Digoyang Kabar Praktik Bank Ilegal, Ini Jawaban Bank Harda
Saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) tiba-tiba anjlok 3,85% pada hari ini, Senin (3/8/2020) ke level harga Rp 125/saham bahkan selama seminggu terakhir saham BBHI sudah anjlok sebanyak 8,09%.
Salah satu kabar pasar menyebutkan Bank Harda melakukan praktik bank ilegal dalam dalam bentuk produk forward trade confirmation (FTC) atau kontrak jual beli saham yang dipasarkan ke nasabah Bank Harda dengan memberikan janji bunga tinggi.
Jika bunga deposito Bank Harda ditawarkan pada level 8%, untuk produk FTC, bunganya mencapai 10% untuk dana di bawah Rp 5 miliar dan 11% untuk dana di atas Rp 5 miliar.
5. Emiten Grup Northstar Rilis Obligasi Rp 500 M, Target Rp 8 T
Emiten pembiayaan kendaraan roda empat baru dan bekas, yang dikendalikan Grup TPG dan Northstar, yakni PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2020 dengan nilai emisi sebesar Rp500 miliar.
Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV dengan total target penghimpunan dana sebesar Rp 8 triliun yang telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan keterangan resminya, Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2020 ditawarkan dalam dua seri obligasi dengan nilai total sebesar Rp 500 miliar.
6. MNC Sekuritas & 22 Pihak Digugat Tugure Rp1 T, Ini Progresnya
PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), entitas anak dari PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) sudah melayangkan gugatan terhadap PT MNC Sekuritas dan 22 pihak lainnya senilai Rp 1,1 triliun.
Gugatan ini lantaran MNC Sekuritas dinilai gagal melaksanakan kewajiban untuk membeli surat utang jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) yang jatuh tempo.
7. Harga Emas Antam Rekor, Laba Antam Semester I Malah Drop 80%
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan laba bersih sepanjang semester I-2020 hanya mencapai Rp 84,82 miliar, berkurang hingga 80,18% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 428 miliar.
Berdasarkan data laporan keuangan semester I-2020, penurunan laba bersih itu seiring dengan jumlah penjualan Antam yang melorot pada periode 6 bulan pertama tahun ini.
Penjualan Antam mencapai Rp 9,23 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,43 triliun, atau ambles 36%. Beban penjualan juga berkurang menjadi Rp 7,92 triliun dari sebelumnya Rp 12,28 triliun.
8. Jadi 'Korban' Corona, Matahari Catat Rugi Semester I Rp 358 M
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan kinerja 6 bulan pertama tahun ini atau semester I-2020. Hasilnya, anak usaha Grup Lippo ini mencatatkan rugi bersih pada periode tersebut sebesar Rp 357,87 miliar, dari periode yang sama tahun lalu yang mencetak laba bersih Rp 1,16 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, kinerja negatif LPPF ini seiring dengan anjloknya total pendapatan sebesar 62% menjadi Rp 2,25 triliun dari sebelumnya Rp 5,95 triliun.
Koreksi terbesar pendapatan yakni pos penjualan eceran dari Rp 3,81 triliun menjadi Rp 1,44 triliun, penjualan konsinyasi juga ambles dari Rp 2,08 triliun menjadi Rp 760,07 miliar.
9. Genjot Pencadangan, Laba BTN Semester I Rp 768 M
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat laba bersih pada semester I-2020 sebesar Rp 768 miliar. Laba ini turun 40% dari perolehan laba semester I-2019 lalu yang mencapai Rp 1,3 triliun.
BTN menyiapkan rasio pencadangan yang cukup besar. Pada semester I/2020, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank BTN melonjak ke level 107,90%. Posisi tersebut melesat jauh dari 37,87% pada periode yang sama tahun lalu.
10. Ada Perubahan Pengendali, Bukopin Bakal Revisi RBB
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan melakukan perubahan Rencana Bisnis Bank (RBB) setelah masuknya Kookmin sebagai pemegang saham pengendali. Perubahan yang dilakukan bukan persoalan angka di dalam RBB melainkan cara bisnis untuk langkah percepatan pertumbuhan bisnis perusahaan.
"Saya katakan meski mereka (Kookmin) baru masuk Agustus tetapi bukan sesuatu yang mustahil kita mengajukan perubahan RBB, kenapa karena recovery yang dilakukan di tengah pandemi ini harus kita lakukan cepat," kata Direktur Utama Bank Bukopin Rivan Purwantono kepada CNBC Indonesia, Senin (03/08/2020).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aset Capai Rp101 T, Intip Perayaan Digital 51 Tahun Bank Mega