
Ada Perubahan Pengendali, Bukopin Bakal Revisi RBB

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) akan melakukan perubahan Rencana Bisnis Bank (RBB) setelah masuknya Kookmin sebagai pemegang saham pengendali. Perubahan yang dilakukan bukan persoalan angka di dalam RBB melainkan cara bisnis untuk langkah percepatan pertumbuhan bisnis perusahaan
"Saya katakan meski mereka (Kookmin) baru masuk Agustus tetapi bukan sesuatu yang mustahil kita mengajukan perubahan RBB, kenapa karena recovery yang dilakukan di tengah pandemi ini harus kita lakukan cepat," kata irektur Utama Bank Bukopin Rivan Purwantono kepada CNBC Indonesia, Senin (03/08/2020).
Semua yang akan dilakukan menurut Rivan untuk melakukan percepatan bisnis di tengah pandemi. Beberapa review RBB yang akan dilakukan misalnya melihat segmen apa yang tidak terdampak pandemi, bisa jadi segmen yang terdampak akan digeser menjadi yang tidak berdampak. Kemudian di dalam masing-masing segmentasi akan disesuaikan lagi presentase pertumbuhannya.
"Secara total kan mungkin 3-5% pertumbuhannya tetapi kan masing-masing segmen bisa berbeda. Kemudian perubahan teknologi yang dilakukan harus dilaporkan ke RBB," katanya.
Dia menegaskan jangan sampai jika tidak dilaporkan ke dalam RBB, dan tidak dimasukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak mendapatkan persetujuan. Rivan mengharapkan percepatan bisnis Bukopin mendapatkan dukungan dari regulator, sehingga bisa sesuai rencana.
"Antusiasmenya begitu, ada PSP baru, ada banyak program, transfer teknologi, edukasi ke karyawan dan nasabah. Bahkan kita sekarang masuk ke Internastional practice perbankan, ini pasti akan dimasukan ke dalam RBB dan tata kelola Bank Bukopin," ujar Rivan.
Rivan juga memastikan Bukopin tetap nasionalis meski Kookmin saat ini menjadi PSP baru. Dia menekankan nasionalisme bukan hanya persoalan kepemilikan saham, melainkan juga kontribusinya kepada masyarakat Indonesia.
"Ada stigma yang menganggap ketika masuknya Kookmin, kita masih fokus tidak sih ke UMKM. Tapi menurut saya nasionalisme kan bukan soal kepemilikan saham melainkan kontribusinya ke masyarakat Indonesia. Kalau bciara Kookmin dan Bukopin fokus ke UMKM pasti ya ke masyarakat Indonesia," kata Rivan.
Apalagi saat ini Bukopin merupakan bank yang fokus ke UMKM denga portofolio 57%, bahkan kedepannya bisa bertambah menjadi 60-80%. Fokus di ritel menurutnya tetap akan menjadi acuan bisnis Bukopin di masa yang akan datang. Kookmin Bank di Korea Selatan merupakan bank terbesar untuk mortgage, sehingga di Asia menurut Rivan akan fokus di UMKM, ritel, dan micro finance. Dengan begitu porsi ritel bisa dikembangkan dari 75% menjadi 80%, dan sisanya tetap dijaga di korporasi.
"Ritel adalah market yang bagus, tetapi dengan teknologi terapan yang dibutuhkan. Kita akan melihat apa yang dibutuhkan, yang dibutuhkan adalah akuisisi yang cepat, mereka lagi mempersiapkan hari Jumat ini technical assistant sudah ada di Bukopin. Sebelumnya mereka udah due diligence, mereka sudah tahu kebutuhannya," katanya.
Sebelumnya, KB Kookmin Bank, bank terbesar asal Korea Selatan resmi menjadi pemegang saham terbesar Bank Bukopin pasca selesainya proses Penawaran Umum Terbatas ke-5 (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Kookmin menyerap sekitar 2,97 miliar lembar saham baru selama masa perdagangan dan pemesanan tambahan HMETD. Selain KB, Bosowa Corporindo yang juga melaksanakan porsi HMETD nya dengan menyerap 1,09 miliar lembar saham.
Secara keseluruhan, Bukopin menerbitkan saham baru sejumlah 4,660,763,499 saham baru kelas B, sesuai dengan persetujuan pemegang saham yang diperoleh pada RUPS Luar Biasa tanggal 24 Oktober 2019.
Menurut data Biro Administrasi Efek yang menjadi partner Bukopin, Datindo Entrycom, selain melaksanakan HMETD yang menjadi porsinya, beberapa pemegang saham melakukan pemesanan saham tambahan sehingga terjadi kelebihan nominal pemesanan (oversubscribe) hingga 2 kali lipat. Partisipasi pemegang saham ritel (masyarakat) dalam PUT V ini juga cukup besar.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korean Community, Jadi Jurus Ampuh Bukopin Dongkrak Kinerja