Jadi 'Korban' Corona, Matahari Catat Rugi Semester I Rp 358 M

tahir saleh, CNBC Indonesia
03 August 2020 09:34
Matahari Departement Store. (Dok. DetikCom/Sylke Febrina Laucereno)
Foto: Matahari Departement Store. (Dok. DetikCom/Sylke Febrina Laucereno)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melaporkan kinerja 6 bulan pertama tahun ini atau semester I-2020. Hasilnya, anak usaha Grup Lippo ini mencatatkan rugi bersih pada periode tersebut sebesar Rp 357,87 miliar, dari periode yang sama tahun lalu yang mencetak laba bersih Rp 1,16 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, kinerja negatif LPPF ini seiring dengan anjloknya total pendapatan sebesar 62% menjadi Rp 2,25 triliun dari sebelumnya Rp 5,95 triliun.

Koreksi terbesar pendapatan yakni pos penjualan eceran dari Rp 3,81 triliun menjadi Rp 1,44 triliun, penjualan konsinyasi juga ambles dari Rp 2,08 triliun menjadi Rp 760,07 miliar.

Manajemen perseroan, dalam siaran persnya, menyatakan penjualan kotor semester I-2020 sebesar Rp 3,93 triliun, 62,7% lebih rendah dari semester I-2019, sementara pendapatan bersih turun 62,1% menjadi Rp 2,25 triliun.

"Pandemi Covid-19 telah secara signifikan berdampak pada operasi Matahari pada kuartal kedua. Sebagai tindak lanjut, perseroan mengambil langkah pengurangan biaya secara menyeluruh, termasuk upaya untuk memperoleh keringanan sewa, yang telah menghasilkan penurunan pengeluaran operasional sebesar 53,8% pada kuartal kedua," kata Terry O'Connor, CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari, dalam siaran persnya.

Manajemen menegaskan, pengorbanan Matahari demi mempertahankan kesehatan pelanggan dan karyawannya tercermin pada kerugian bersih di semester I-2020 sebesar Rp 358 miliar.

"Pada saat yang sama, perusahaan meningkatkan pinjaman menjadi Rp 2,06 triliun sebagai dukungan untuk pembayaran kepada pemasok."

Di sisi lain, meskipun menghadapi tantangan Covid-19, Matahari memutuskan untuk meneruskan rencana pembukaan sejumlah gerainya yang sebelumnya tertunda, dan membuka tiga toko baru dengan luas masing-masing sekitar 6.000-7.000 meter persegi.

Satu gerai dibuka di Palembang pada kuartal kedua, dan dua gerai lainnya dibuka di Depok dan Tangerang pada bulan Juli, sehingga total gerai kini menjadi berjumlah 154 gerai yang beroperasi di 76 kota. Ketiga gerai baru ini dinilai telah menunjukkan kinerja penjualan yang menjanjikan selama awal perdagangannya.

"Di masa lalu, kami telah menutup gerai-gerai dengan kinerja kurang baik, dengan mempertimbangkan akhir masa sewa atau peluang real estat yang menarik. Namun, mengingat terjadinya pandemi Covid-19 serta upaya kami untuk merestrukturisasi bisnis, kami memutuskan untuk mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik," kata Terry O'Connor.

"Sampai saat ini, kami telah menutup enam gerai format besar pada tahun 2020. Pada saat yang sama, kami membuka satu gerai baru di Palembang pada Mei 2020, dan dua gerai baru di kota Depok dan Tangerang pada Juli 2020. Penambahan ini menjadikan jumlah gerai format besar kami menjadi 154 pada hari ini, dan kami bermaksud mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan."

Dia mengatakan selama penutupan sementara yang disebabkan oleh pandemi, saluran penjualan daring (online channels) Matahari menjadi fokus operasional.

"Bulan ini, kantor pusat kami telah kembali beroperasi. Sebelum kembali bekerja, karyawan diminta melakukan penilaian mandiri (self-assessment) dan uji cepat (rapid test). Untuk membatasi interaksi fisik, pengaturan pembagian kerja telah diberlakukan, pergerakan antar-lantai dilarang, dan penerimaan tamu di kantor pusat sangat dibatasi. Kampanye protokol kesehatan juga mudah terlihat di area kantor kami," jelasnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terpaksa Tutup 25 Gerai, Matahari Rugi Rp 823 M di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular