
Pagi-pagi Asing Sudah Kabur Rp 286 M, IHSG Terjerembab!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama bulan Agustus Senin (3/8/20) dibuka di zona merah dengan penurunan 0,96% di level 5.100,24. Selang 10 menit IHSG masih melanjutkan penurunannya sebesar 1,21% di level 5.085,45.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 286 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 985 miliar.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central AsiaTbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 93 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 57 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan beli bersih sebesar Rp 15 miliar dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 2 miliar.
IHSG terjerembab setelah mengalami jet lag karena libur merayakan Hari Raya Idul Adha dan ketika periode ini banyak sentimen buruk yang dirilis seperti Pemerintah Jerman yang mengonfirmasi ekonomi Negeri Panzer ini mengalami resesi. Negara ini kembali mencatat kontraksi pada ekonominya di kuartal-II 2020. Secara tahunan (YoY) ekonomi Jerman, 11,7% setelah sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi Jerman tercatat minus 2,3%.
Selanjutnya ekonomi Amerika Serikat (AS) juga terkoreksi cukup dalam pada kuartal II-2020 yang menyebabkan AS resmi masuk ke jurang resesi.
PDB negeri Paman Sam tersebut anjlok negatif 32,9% pada periode April hingga Juni 2020 kemarin. Pada kuartal I-2020 PDB AS juga telah terkontraksi minus 5%.
Sementara itu bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,69%, Nikkei di Jepang terapresiasi 1,97%, sedangkan Indeks STI di Singapore anjlok 1,09%.
Beralih ke bursa saham acuan gobal Wall Street, Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 114,7 poin ( 0,4%) ke 26.428,32, Nasdaq melesat 157,5 poin ( 1,4%) ke 10.745,27 dan S&P 500 naik 24,9 poin ( 0,7%) ke 3.271,12. Sepanjang Juli, indeks S&P 500 telah naik 5,5%, sedangkan Dow Jones dan Nasdaq menguat masing-masing sebesar 2,3% dan 6,8%.
Secara umum, investor juga masih belum yakin benar dengan prospek ekonomi AS sehingga mereka memburu emas sebagai aset minim risiko (safe haven). Harga kontrak berjangka logam mulia tersebut menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada Jumat di level US$ 2.005,4 per ounce.
Konsumen pun ragu dengan arah ekonomi. Indeks konsumen versi University of Michigan juga masih tertekan, menjadi 72,5 pada Juli atau turun dari posisi Juni sebesar 78,1. Ini juga masih di bawah ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang menyebutkan angka 72,7.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000