Penjualan Lesu Tapi Laba SMGR & SMCB Malah Naik, Kok Bisa?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
03 August 2020 17:53
Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)
Foto: Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten semen BUMN, PT Semen Indonesia Tbk (Persero) (SMGR) dan entitas anak, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) merilis kinerja keuangan semester pertama 2020. Meski dihantam pandemi Covid-19, kedua emiten semen pelat merah ini masih tercatat membukukan kenaikan laba bersih.

Pada periode enam bulan pertama ini, Semen Indonesia membukukan laba bersih yang diatribusikan terhadap entitas induk Rp 606,12 miliar, naik 26,3 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 484,78 miliar.

Kendati demikian, pendapatan perseroan mengalami sedikit penurunan 2% dari Rp 16,35 triliun menjadi Rp 16,02 triliun pada semester pertama tahun ini.

Naiknya laba bersih ini disebabkan turunnya beban pokok pendapatan Semen Indonesia dari Rp 11,68 triliun menjadi Rp 11,21 triliun. Dengan demikian, laba kotor SMGR naik dari sebelumnya Rp 4,66 triliun menjadi Rp 4,81 triliun.

Sementara itu, entitas anak perseroan, Solusi Bangun Indonesia mencatatkan laba bersih Rp 82 miliar dari periode sebelumnya rugi Rp 279 miliar. Hingga akhir semester pertama tahun ini, SBI mencatat peningkatan volume penjualan semen dan terak sebesar 2% dan pendapatan stagnan di level sebesar Rp 4,51 triliun.

Beban pokok pendapatan turun 7,21% karena penyesuaian-penyesuaian pada operasional selama pandemi.

Presiden Direktur SBI, Aulia Mulki Oemar mengatakan, meski di tengah pandemi, SBI menerapkan efisiensi dan menjaga arus kas selama kondisi belum pulih.

Hal ini terlihat dari data Asosiasi Semen Indonesia yang mencatat penurunan konsumsi semen nasional sebesar 7,72% pada semester pertama tahun 2020, terutama karena melambatnya kegiatan proyek dan pembangunan sebagai dampak dari musim hujan, Bulan Ramadhan dan libur Hari Raya Idul Fitri, serta pembatasan-pembatasan karena pandemi Covid-19.

"Banyak proyek-proyek infrastruktur dan perumahan yang tertunda karena anggaran teralih untuk dana kesehatan, namun kita masih bisa meraih peluang dari pasar ritel. Jadi, kondisinya masih sangat dinamis," kata dia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SMGR Proyeksikan Penjualan Akhir Tahun Naik Hingga 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular