Tertekan Harga Energi, Tapi Laba SMCB Naik Jadi Rp 249 M

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
12 August 2022 20:59
Dok.Semen Indonesia
Foto: Dok.Semen Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga komoditas energi membebani emiten semen seperti PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB). Maklum, komoditas seperti batu bara merupakan salah satu bahan utama dalam rangkaian produksi semen.

Beruntung, entitas Semen Indonesia Group ini masih mampu mengontrol tekanan yang terjadi. Sehingga, perusahaan masih mampu mencetak kenaikan laba.

SMCB membukukan laba bersih sebesar Rp 261 miliar di semester pertama 2022. Realisasi laba bersih tersebut naik 4,7% dari posisi laba bersih di periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp 249,26 miliar.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan pendapatan. Pada semester pertama 2022, SMCB membukukan pendapatan senilai Rp 5,5 triliun tumbuh 10,25% jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Kenaikan pada beban pokok pendapatan sebesar 17,49% sejalan dengan volume penjualan.

Tingginya faktor biaya energi pada produksi dan BBM untuk transportasi, membebani kinerja hingga Laba Kotor tercatat turun -11,19% menjadi Rp 1,1 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun.

Dalam keterangan resmi, Jumat (12/8/2022), Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo mengatakan, pihaknya berharap bisa mendapatkan harga DMO 90% hingga 100% pada tahun ini hingga akhir tahun. Pasalnya, perseroan baru mendapatkan harga tersebut sebanyak 70% dari kebutuhan.

"Kami terus mendorong inisiatif-inisiatif untuk mencapai operational excellence, melalui inovasi pada setiap proses bisnis agar tetap kompetitif. Kenaikan harga-harga yang juga dialami masyarakat, termasuk harga produk harus dibarengi dengan nilai tambah yang bisa kitaberikan, baik melalui produk dan layanan yang lebih baik atau kecepatan layanan dan kemudahan berbisnis," terang Lilik.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semen Indonesia Pemimpin Pasar, Tapi Pangsa Pasar kok Turun?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular