Internasional

China Takkan Gunakan Pelemahan Yuan Sebagai Senjata Lawan AS

Roy Franedya, CNBC Indonesia
27 August 2018 15:37
PBOC sudah mewacanakan melegalkan cara perhitungan ini sejak Mei 2017 tetapi tidak menjelaskan pokok dari kebijakan tersebut.
Foto: REUTERS/Jason Lee
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China meluncurkan cara baru untuk mengelola nilai mata uangnya. Ini merupakan sinyal dari Tiongkok yang tidak berniat menggunakan yuan sebagai senjata dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), kata para analis, Senin (27/8/2018).

Dalam pekan terakhir, yuan terus melemah lawan dolar AS. Hal ini merupakan dampak dari perang dagang dan menimbulkan kekhawatiran akan prospek ekonomi China.

Pada Jumat, People's Bank of China (PBOC) mengumumkan metode perhitungan yang disebut "counter-cyclical factor" untuk menjaga nilai tengah yuan stabil. PBOC sudah mewacanakan melegalkan cara perhitungan ini sejak Mei 2017 tetapi tidak menjelaskan pokok dari kebijakan tersebut.

Mengutip CNBC International, Para analis mengartikan kebijakan ini sebagai cara China melawan kekuatan pasar dengan menerapkan aturan yang lebih ketat lagi pada pergerakan nilai yuan.

Dalam aturan sebelumnya, PBOC menentukan nilai tengah yuan setiap harinya. Pelemahan dan penguatan mata uang yang juga disebut reminbi ini masing-masing maksimal 2%.

Banyak pihak yang mengkritik pelemahan yuan terhadap dolar AS sebagai salah satu cara China untuk menghadapi perang dagang. Bahkan Donald Trump menuduh Beijing menggunakan praktik tidak adil terhadap mata uangnya.

"Saya pikir China memanipulasi mata uang mereka, tentu saja," kata Trump kepada Reuters pekan lalu.

Mata uang yang melemah dapat membantu kinerja ekspor suatu negara dengan membuat produknya lebih murah bagi negara-negara lain dan dengan demikian lebih kompetitif di pasar global.



(roy/prm) Next Article Dipantau Trump, China Tak Akan Biarkan Yuan Terus Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular