Internasional
Argentina: dari Krisis Ekonomi Hingga Bunga Acuan 45%
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 August 2018 21:15

Krisis mata uang di bulan Mei membuat Macri meminta bantuan kepada Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) untuk membuat perjanjian siaga (standby agreement). Bantuan akan diberikan asalkan Argentina memenuhi serangkaian target ekonomi, termasuk inflasi dan kebijakan moneter.
Keputusan itu dianggap membuka luka lama dan memicu aksi turun ke jalan dari kelompok yang menyebut dirinya sebagai federasi serikat perdagangan terbesar di Argentina.
Mereka menuntut kenaikan upah agar sejalan dengan inflasi dan menolak kesepakatan antara pemerintah dengan IMF. Kelompok itu menganggap langkah penghematan terkait kesepakatan itu akan merugikan para pekerja.
Aksi tersebut melumpuhkan ekspor gandum, serta membuat pelayanan perbankan dan transportasi publik tersendat.
Negara asal Lionel Messi itu memang pernah menandatangani kesepakatan serupa 20 tahun lalu. Ketika itu, tingkat pengangguran Argentina justru naik menjadi 20%, upah menyusut dan masyarakat menukar peso ke dolar AS.
Di tahun 2001, Argentina gagal membayar utang ke IMF sebesar $132 miliar. Intervensi dan dukungan IMF untuk menjaga peso justru memperpanjang krisis di negara itu.
Merespons protes yang terjadi, IMF berkata pengeluaran untuk program bantuan guna melindungi kaum miskin bisa ditingkatkan di bawah kesepakatan pendanaan yang dilakukan dengan Argentina saat ini.
"Target fiskal bisa direvisi jika ada keperluan untuk meningkatkan pengeluaran sosial," kata Alejandro Werner selaku Western Hemisphere Director IMF di bulan Juni, dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan perekonomian Argentina saat ini "sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2001".
"Dengan begitu, masyarakat tidak perlu memilih antara membangun jembatan atau melindungi [kelompok] termiskin," katanya.
Di akhir Juni, IMF resmi menyetujui paket bantuan senilai $50 miliar untuk membantu Argentina menghadapi inflasi, defisit anggaran dan pelemahan nilai tukar mata uangnya.
(roy)
Keputusan itu dianggap membuka luka lama dan memicu aksi turun ke jalan dari kelompok yang menyebut dirinya sebagai federasi serikat perdagangan terbesar di Argentina.
Negara asal Lionel Messi itu memang pernah menandatangani kesepakatan serupa 20 tahun lalu. Ketika itu, tingkat pengangguran Argentina justru naik menjadi 20%, upah menyusut dan masyarakat menukar peso ke dolar AS.
Di tahun 2001, Argentina gagal membayar utang ke IMF sebesar $132 miliar. Intervensi dan dukungan IMF untuk menjaga peso justru memperpanjang krisis di negara itu.
Merespons protes yang terjadi, IMF berkata pengeluaran untuk program bantuan guna melindungi kaum miskin bisa ditingkatkan di bawah kesepakatan pendanaan yang dilakukan dengan Argentina saat ini.
"Target fiskal bisa direvisi jika ada keperluan untuk meningkatkan pengeluaran sosial," kata Alejandro Werner selaku Western Hemisphere Director IMF di bulan Juni, dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan perekonomian Argentina saat ini "sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2001".
"Dengan begitu, masyarakat tidak perlu memilih antara membangun jembatan atau melindungi [kelompok] termiskin," katanya.
Di akhir Juni, IMF resmi menyetujui paket bantuan senilai $50 miliar untuk membantu Argentina menghadapi inflasi, defisit anggaran dan pelemahan nilai tukar mata uangnya.
(roy)
Next Page
Suku bunga acuan 45%
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular