Lira Turki Anjlok, Ini Serangan Balik Erdogan ke AS

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
14 August 2018 16:49
Foto: REUTERS/Umit Bektas
Istanbul, CNBC Indonesia - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Selasa (14/8/2018) mengatakan negaranya akan memboikot berbagai produk elektronik dari Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam telah menjatuhkan sanksi dan menaikkan tarif impor bagi Ankara, akibat penahanan seorang pastor asal AS yang diduga ikut melakukan kudeta terhadap Erdogan dua tahun lalu.

Erdogan mengatakan, Turki telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait perekonomian di tengah anjloknya mata uang lira yang makin parah akibat sanksi AS. Namun, tambahnya, tetap penting bagi Turki untuk mempertahankan posisi kebijakan politiknya.

[Gambas:Video CNBC]
Beralih ke mata uang asing akan berarti menyerah kepada musuh, kata Erdogan yang dikutip Reuters.

"Kami akan memboikot barang-barang elektronik AS," ujarnya dalam pidato yang disiarkan di televisi, AFP melaporkan. "Jika [AS] punya iPhone, ada Samsung di lain pihak."


Ia merujuk pada produk ponsel pintar andalan raksasa teknologi AS Apple dan smartphone Samsung yang berasal dari Korea Selatan.

"Kita juga punya Venus dan Vestel," tambahnya, merujuk pada merek elektronik asal Turki.

Lira anjlok hingga lebih dari 18% terhadap dolar AS pada hari Jumat (10/8/2018) pekan lalu ke level terendah sepanjang sejarah setelah Presiden Donald Trump mengatakan ia telah melipatgandakan bea masuk baja dan aluminium Turki.

Langkah itu diambil setelah kedua negara gagal mencapai kesepakatan mengenai nasib pastor Amerika bernama Andrew Brunson yang ditahan sejak Oktober 2016 dengan tuduhan melakukan aksi teror dan mata-mata. Bila ia divonis bersalah, Brunson dapat dipenjara hingga 35 tahun.

Para analis mengatakan meskipun sanksi AS terhadap Turki menyebabkan krisis mata uang itu, perekonomian Turki sebenarnya telah bermasalah selama beberapa waktu terakhir akibat tingginya inflasi dan depesiasi lira.
(wed) Next Article Gejolak Turki Bikin Sri Mulyani 'Was-was'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular