
Mata Uang Negeri Erdogan Anjlok, Terlemah Sepanjang Sejarah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar lira Turki terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merosot tajam. Kini, mata uang negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyp Erdogan itu berada di posisi terlemah sepanjang sejarah.
Pada Jumat (7/8/2020 pukul 14:39 WIB, US$ 1 setara dengan TRY 7,31. Lira melemah 1,12% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sejak awal tahun ini, lira sudah anjlok 23,02% di hadapan dolar AS. Lira menjadi salah satu mata uang terlemah di planet bumi.
Krisis yang dialami mata uang lira sudah terjadi sejak 2018. Dari sisi politik, sikap Turki yang berseberangan dengan AS membuat Negeri Kebab rawan mendapatkan sanksi ekonomi.
Misalnya kala Presiden Erdogan memutuskan untuk keluar dari program pengadaan pesawat tempur F-25 made in USA. Erdogan bahkan 'bermain mata' dengan Rusia dengan membeli senjata dari Negeri Beruang Merah. Salah satunya sistem peluru kendali S-400.
Kongres AS yang berang dengan sikap Turki mendesak Presiden Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi. Berdasarkan aturan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act, pemerintah AS bisa menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak yang berbisnis dengan Iran, Korea Utara, dan tentu saja Rusia.
Sanksinya bisa berupa larangan bagi lembaga keuangan AS untuk menyalurkan kredit kepada entitas di Turki. Sampai yang paling ekstrem benar-benar menutup total akses entitas dari Turki untuk masuk ke pasar dan sistem keuangan Negeri Adidaya.
Hingga saat ini, Trump belum menjatuhkan sanksi apa-apa kepada Turki. Namun jika hubungan kedua negara memburuk, maka sanksi siap dijatuhkan dan Turki bisa kesulitan mengakses pembiayaan.
Sejak 2018, Turki sudah merasakan pahitnya murka AS. Aluminium dan baja Turki yang masuk ke Negeri Paman Sam dikenai bea masuk masing-masing 50% dan 20%.