
Internasional
Dibayangi 'Lira Shock', Erdogan Minta Bantuan Global
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 May 2020 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Turki tengah meminta bantuan asing untuk pendanaan. Sebagaimana dikutip Reuters, ini merupakan cara negeri itu agar bertahan di tengah ancaman gelombang kedua krisis mata uang lira.
Pejabat keuangan dan bank sentral Turki dikabarkan intens mengadakan pembicaraan bilateral dengan sejumlah negara. Termasuk Jepang, Inggris, Qatar dan China.
Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua untuk Urusan Luar Negeri Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Parti) Cevdet Yılmaz,. Menurutnya Turki sedang membujuk negara-negara tersebut untuk melakukan "swap agreements".
Swap adalah transaksi pertukaran dua valas melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Ini ditujukan untuk mendapatkan kepastian kurs sehingga menghindari kerugian selisih kurs.
"Kami sedang melakukan negosiasi dengan berbagai bank sentral untuk peluang ini." katanya dalam diskusi panel, dikutip Jumat (15/5/2020).
"Jadi tidak hanya dengan AS, tapi ada banyak negara."
Salah satu pejabat Turki mengatakan mereka percaya diri setelah melakukan pembicaraan dengan keempat negara tersebut. Namun hasil kesepakatan belum jelas sebab pandemi COVID-19 melemahkan seluruh aspek di dunia.
Dorongan datang setelah mata uang lira mencapai level terendah dalam sejarah pada pekan lalu. Ini menimbulkan kekhawatiran akan cadangan devisa yang berkurang, serta kewajiban hutang yang besar.
(sef/sef) Next Article Gimana Mr Erdogan, Lira Merosot Lagi Nih!
Pejabat keuangan dan bank sentral Turki dikabarkan intens mengadakan pembicaraan bilateral dengan sejumlah negara. Termasuk Jepang, Inggris, Qatar dan China.
Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua untuk Urusan Luar Negeri Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Parti) Cevdet Yılmaz,. Menurutnya Turki sedang membujuk negara-negara tersebut untuk melakukan "swap agreements".
"Kami sedang melakukan negosiasi dengan berbagai bank sentral untuk peluang ini." katanya dalam diskusi panel, dikutip Jumat (15/5/2020).
"Jadi tidak hanya dengan AS, tapi ada banyak negara."
Salah satu pejabat Turki mengatakan mereka percaya diri setelah melakukan pembicaraan dengan keempat negara tersebut. Namun hasil kesepakatan belum jelas sebab pandemi COVID-19 melemahkan seluruh aspek di dunia.
Dorongan datang setelah mata uang lira mencapai level terendah dalam sejarah pada pekan lalu. Ini menimbulkan kekhawatiran akan cadangan devisa yang berkurang, serta kewajiban hutang yang besar.
(sef/sef) Next Article Gimana Mr Erdogan, Lira Merosot Lagi Nih!
Most Popular