Pak Erdogan, Mata Uang Lira Anjlok 12,6% dalam Semalam!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2021 08:54
Recep Tayyip Erdogan. AP/
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang memecat gubernur bank sentral mendatangkan malapetaka. Kurs lira Turki anjlok-seanjloknya.

Pada Senin (22/3/2021) pukul 07:55 WIB, US$ 1 setara dengan TRY 8,12. Lira melemah 12,6% dibandingkan posisi akhir pekan lalu. Kini lira sudah melemah 9,3% di hadapan dolar AS sejak akhir 2020 (year-to-date).

Sahap Kavcioglu ditunjuk Erdogan menjadi gubernur bank sentral Turki (TCMB) menggantikan Naci Agbal pada Sabtu pekan lalu. Dua hari sebelumnya, Agbal baru menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 basis poin (bps) menjadi 19%. Ini adalah suku bunga acuan tertinggi sejak Juli 2018.

Kavcioglu punya latar belakang bankir dan anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AK Parti) yang dipimpin oleh Erdogan. Seperti halnya Erdogan, Kavcioglu punya pandangan yang serupa yaitu suku bunga tinggi adalah 'biangnya setan'.

Oleh karena itu, pasar memperkirakan Kavcioglu akan memangkas suku bunga acuan habis-habisan. Di tengah inflasi Turki yang tinggi, pemotongan suku bunga tentu bukan sebuah langkah yang bijak.

Halaman Selanjutnya --> Inflasi Turki Tinggi, Ya Suku Bunga Tinggi

Pada Februari 2021, inflasi Turki tercatat 15,61% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Ini adalah laju tercepat sejak Juli 2019.

Saat inflasi tinggi, artinya nilai uang semakin tergerus. Oleh karena itu, peredaran uang harus dikendalikan agar tidak terlalu banyak sehingga nilainya tidak jatuh. Caranya ya dengan suku bunga tinggi,agar masyarakat tergerak menyimpan uang di lembaga keuangan yang kemudian membuat peredaran uang di perekonomian menyusut.

Namun jika benar Kavcioglu akan menurunkan suku bunga, maka peredaran lira akan membeludak. 'Harga' lira bakal semakin jatuh karena pasokan yang melimpah.

Christian Maggio, Strategist di TD Securities, memperkirakan depresiasi lira bisa mencapai 10-15% dalam hari-hari ke depan. "Pergerakan ini akan menunjukkan pengambilan keputusan di Turki yang tidak biasa, terutama dalam hal kebijakan moneter. Mulai sekarang, kebijakan akan diarahkan ke pro pertumbuhan ekonomi," tegasnya, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara riset Goldman Sachs memperkirakan Kavcioglu akan melakukan penurunan suku bunga secara besar-besaran di awal (frontload). Oleh karena itu, bank yang berpusat di New York (AS) tersebut menyatakan risiko pelemahan lira terus-menerus dalam waktu dekat sangat besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular