
Lira Turki, Sang Raja Mata Uang yang Kini Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar lira Turki kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (5/3/2021). Lira pada pertengahan Februari lalu merupakan raja mata uang dunia jika melihat kinerjanya melawan dolar AS. Tetapi hanya dalam tempo 2 pekan saja, posisinya langsung melorot ke posisi 18 "klasemen" mata uang dunia.
Pada pukul 17:12 WIB, lira diperdagangkan di kisaran 7,5287/US$, melemah 0,4% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dilihat dari posisi akhir 2020 7,4320/US$ hingga posisi hari ini, lira melemah 1,3%.
Padahal pada 18 Februari lalu saat menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia, lira membukukan peguatan 6,6% melawan dolar AS. Artinya dalam tempo 2 pekan saja, lira Turki jeblok lebih dari 8%.
![]() |
Kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi awal lira berbalik arah. Yield Terasury AS mulai terakselerasi kenaikannya sejak 16 Februari lalu hingga akhirnya mencapai level 1,6% pada pekan lalu tertinggi sejak Februari 2020, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan bank sentral AS (The Fed) belum membabat habis suku bunganya.
Kenaikan yield Treasury yang dipicu prospek pemulihan ekonomi AS serta kenaikan inflasi membuat pasar keuangan global kembali dihantui oleh tapering (pengurangan program pembelian aset atau quantitative easing) bank sentral AS atau The Fed yang dapat memicu taper tantrum.
"Jika pasar mulai percaya The Fed kehilangan kendali terhadap arah pasar obligasi, semua isu mengenai taper tantrum akan kembali muncul," kata Art Cahshin, direktur operasi di UBS, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (26/2/2021).
Taper tantrum pernah terjadi pada periode 2013-2015, saat itu indeks dolar AS melesat tajam. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut sejak pekan lalu juga telah merangkak naik. Hari ini saja penguatan tercatat 0,3% di 92,392, yang merupakan level tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Sepanjang tahun ini, indeks dolar AS sudah menguat 2,2%.
Namun, lira juga diterpa tekanan dari dalam negeri, yakni masalah tingginya inflasi yang pada tahun lalu membuat kurs lira babak belur.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Inflasi Biang Kerok Pelemahan Lira