Bank Sentral Jamin Likuiditas, Lira Turki Menguat Tajam

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
14 August 2018 17:57
Lira diperdagangkan sekitar 6,53 per dolar pada Selasa pukul 11.50 waktu Istanbul.
Foto: REUTERS/Murad Sezer
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Turki, lira, berhasil bangkit dari posisi terendahnya pada perdagangan hari Selasa (14/8/2018) pagi waktu setempat. Lira tercatat menguat sekitar 6% terhadap dolar Amerika Serikat (AS), setelah bank sentral Turki berjanji menyediakan likuiditas yang diperlukan sistem keuangan.

Mata uang ini telah kehilangan sekitar 28% nilainya terhadap greenback sejak awal Agustus dan lebih dari 40% tahun ini di tengah ketakutan investor akan kebijakan bank sentral dan memanasnya perseteruan antara Turki dan AS.


Hari Senin, lira menyentuh rekor terendah 7,24 per dolar atau terdepresiasi hampir 10% dalam satu hari. Lira diperdagangkan sekitar 6,53 per dolar pada Selasa pukul 11.50 waktu Istanbul, CNBC International melaporkan.

Bank sentral Turki telah mengindikasikan langkah pertama menuju pengetatan kebijakan moneter melalui jalur suku bunga, alih-alih suku bunga acuan. Selain itu, kebijakan pelonggaran giro wajib minimum (GWM) perbankan diperkirakan akan menyuntik likuiditas sekitar 10 miliar lira atau US$3 miliar dan emas senilai US$3 miliar ke dalam sistem keuangan, kata bank sentral hari Senin.

[Gambas:Video CNBC]
Pasar keuangan Turki terguncang setelah Jumat pekan lalu Presiden AS Donald Trump melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium negara itu menyusul berlanjutnya penahanan pastor asal AS Andrew Brunson. Brunson dituduh terlibat kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan tahun 2016.

Sebagai tanggapan atas sanksi AS itu, Erdogan pada hari Selasa menyerukan boikot terhadap produk-produk elektronik asal Negeri Paman Sam.
(wed) Next Article Lira Turki Menguat Meski Erdogan Balas Serangan AS

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular