Internasional

Mata Uang Anjlok Parah, Bunga Acuan Argentina Naik Jadi 45%

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 August 2018 10:27
Peso, mata uang Argentina, anjlok 2,4% ke posisi terendah sepanjang sejarah yaitu US$1 setara dengan 29,97 peso (Rp 22.966) di hari Senin.
Foto: REUTERS/Agustin Marcarian
Buenos Aires, CNBC Indonesia - Argentina akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 45% dari 40%, kata bank sentral hari Senin (13/8/2018) yang dilansir dari Reuters.

Langkah ini dilakukan setelah mata uangnya anjlok karena skandal korupsi di dalam negeri yang terancam merusak sektor konstruksi negara. Secara global, krisis keuangan di Turki yang membuat para investor negara berkembang cemas juga turut jadi penyebabnya.

Peso, mata uang Argentina, anjlok 2,4% ke posisi terendah sepanjang sejarah yaitu US$1 setara dengan 29,97 peso (Rp 22.966) di hari Senin.

Skandal korupsi mengguncang pasar Argentina bulan ini ketika harian lokal mengungkap seorang sopir yang dipekerjakan oleh pemerintah sebelumnya berkata dia mencatat pengiriman uang tunai dari perusahaan konstruksi ke pejabat pemerintah dari tahun 2005 sampai 2015. Para eksekutif konstruksi sudah mengatakan kepada jaksa bahwa pembayaran itu dilakukan untuk memperoleh kontrak pekerjaan publik.

Puluhan eksekutif dan pejabat dari pemerintahan mantan Presiden Cristina Fernandez ditahan, dilansir dari CNBC International. Namun, Fernandez sendiri memiliki imunitas sebagai senat nasional.

[Gambas:Video CNBC]
Meskipun begitu, skandal ini dapat mengurangi peluangnya untuk kembali berlaga di pemilu presiden tahun depan, sehingga membantu Presiden Mauricio Macri menjabat dua periode.

Macri, yang mendukung pasar bebas, menggunakan periode pertama kepemimpinannya untuk menghentikan apa yang dia sebut sebagai subsidi tidak berkelanjutan dan besarnya pengendalian mata uang, yang sebelumnya didukung Fernandez.

Pemangkasan subsidi telah menaikkan tagihan listrik dan memicu inflasi 29,5% di tahun ini sampai Juni.

Sementara itu, lira yang merupakan mata uang Turki sedikit pulih dari nilai tukar terendah sepanjang sejarah, yaitu $1 setara dengan 7,24 lira (Rp 15.338) di hari Senin. Namun, krisisnya masih membayangi pasar global dengan mempertimbangkan utang dalam dolar AS milik bank dan korporasi Turki. Mata uang Turki sudah kehilangan nilai lebih dari 40% terhadap dolar tahun ini.

Nilai tukar peso sendiri kehilangan nilai yang hampir sama dengan lira. Pasalnya, peso sudah turun 37,8% terhadap greenback dari awal tahun 2018. Pemerintah pun telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0% dari 0,5%, kata Guido Sandleris selaku pejabat Kementerian Keuangan kepada awak media hari Senin.



(roy) Next Article Argentina: dari Krisis Ekonomi Hingga Bunga Acuan 45%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular