Internasional
Argentina: dari Krisis Ekonomi Hingga Bunga Acuan 45%
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
14 August 2018 21:15

Terungkapnya skandal korupsi ini membuat sektor konstruksi terancam rusak dan mengguncang pasar Argentina. Para investor khawatir skandal akan
memperlambat perbaikan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin itu.
Pasalnya di bulan Mei silam, nilai tukar peso sudah terjerembab hampir 20% selama kurun waktu enam pekan menjadi 25,52 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Presiden Macri menyebut depresiasi terjadi karena adanya defisit anggaran yang sudah menyempit menjadi 3,9% dari produk domestik bruto (PDB).
Inflasi juga terus melambung. Tingkat inflasi 12 bulan menembus 25,4% di bulan Mei, jauh melampaui target pemerintah di kisaran 15%.
"Pusat masalahnya adalah defisit anggaran. Kami harus menguranginya. Kami tidak bisa membelanjakan [anggaran] lebih banyak dari apa yang kami miliki dan bergantung pada pinjaman internasional untuk mendanainya," kata Macri, yang mulai menjabat sejak tahun 2015, di bulan Mei.
Pelemahan peso membuat Gubernur Bank Sentral Argentina Federico Sturzenegger mengundurkan diri dan digantikan oleh Menteri Keuangan Luis Caputo. Tugas Menteri Keuangan kemudian diambil alih oleh Menteri Ekonomi Nicolas Dujovne.
Selang dua hari, Macri kembali merombak kabinet karena gejolak perekonomian. Dia mencopot Menteri Energi Juan Jose Aranguren dan Menteri Produksi Francisco Cabrera.
Seorang ekonom bernama Dante Sisca mengambil alih kursi kepemimpinan Menteri Produksi. Sementara itu, seorang insyinyur bernama Javier Iguacel didapuk sebagai Menteri Energi.
Macri sempat membela Aranguren, mantan presiden Shell di Argentina, setelah ia mengaku menyimpan kekayaan sebesar US$88 juta (Rp 1,2 triliun) di luar negeri karena tidak percaya pada ekonomi domestik.
Untuk menghentikan anjloknya nilai tukar peso, Argentina menaikkan suku bunga overnight ke level tertinggi di dunia yaitu sebesar 40% dan menjual beberapa cadangan mata uang asingnya.
Itu adalah kenaikan suku bunga ketiga yang terjadi selama delapan hari di pertengahan bulan Mei. Peso sedikit rebound, tetapi tidak cukup kuat untuk menopang perekonomian.
(roy)
memperlambat perbaikan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin itu.
Pasalnya di bulan Mei silam, nilai tukar peso sudah terjerembab hampir 20% selama kurun waktu enam pekan menjadi 25,52 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Presiden Macri menyebut depresiasi terjadi karena adanya defisit anggaran yang sudah menyempit menjadi 3,9% dari produk domestik bruto (PDB).
Pelemahan peso membuat Gubernur Bank Sentral Argentina Federico Sturzenegger mengundurkan diri dan digantikan oleh Menteri Keuangan Luis Caputo. Tugas Menteri Keuangan kemudian diambil alih oleh Menteri Ekonomi Nicolas Dujovne.
Selang dua hari, Macri kembali merombak kabinet karena gejolak perekonomian. Dia mencopot Menteri Energi Juan Jose Aranguren dan Menteri Produksi Francisco Cabrera.
Seorang ekonom bernama Dante Sisca mengambil alih kursi kepemimpinan Menteri Produksi. Sementara itu, seorang insyinyur bernama Javier Iguacel didapuk sebagai Menteri Energi.
Macri sempat membela Aranguren, mantan presiden Shell di Argentina, setelah ia mengaku menyimpan kekayaan sebesar US$88 juta (Rp 1,2 triliun) di luar negeri karena tidak percaya pada ekonomi domestik.
Untuk menghentikan anjloknya nilai tukar peso, Argentina menaikkan suku bunga overnight ke level tertinggi di dunia yaitu sebesar 40% dan menjual beberapa cadangan mata uang asingnya.
Itu adalah kenaikan suku bunga ketiga yang terjadi selama delapan hari di pertengahan bulan Mei. Peso sedikit rebound, tetapi tidak cukup kuat untuk menopang perekonomian.
(roy)
Next Page
Minta Bantuan IMF
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular