
Internasional
AS Siap Jatuhkan Sanksi Baru, Saham-saham Rusia Jatuh
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 April 2018 18:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Rusia melemah pada sesi perdagangan hari Senin (16/4/2018) pagi akibat ancaman sanksi baru dari Amerika Serikat (AS) dan turunnya harga minyak dunia.
Indeks Moex terkoreksi tipis sekitar 0,3% Senin siang dan melanjutkan pelemahan lebih dari 4% selama satu bulan terakhir, dilansir dari CNBC International. Sementara itu, indeks berdenominasi dolar AS, RTS, juga turun hampir 1%.
Gejolak yang terjadi di bursa saham Moskow telah memburuk sejak pemerintah AS menargetkan perusahaan-perusahaan besar Rusia dan beberapa pebisnis kelas kakap negara itu pada 6 April lalu.
Saham perusahaan raksasa aluminium Rusal anjlok lebih dari 5% di bursa Moskow setelah rontok 30% di bursa Hong Kong dan mencetak rekor terendahnya. Oleg Deripaska, miliuner Rusia yang berada di belakang Rusal, adalah salah satu pebisnis yang dikenai sanksi oleh AS awal bulan ini.
AS, Inggris, dan Prancis pada hari Sabtu lalu meluncurkan lebih dari 100 rudal yang menargetkan lokasi-lokasi gedung pemerintahan Suriah sebagai respons atas dugaan penggunaan gas beracun dalam serangan tanggal 7 April terhadap warga Suriah. Serangan gabungan itu membuat Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara-negar Barat bahwa serangan lanjutan terhadap Suriah akan membawa kekacauan bagi dunia.
Komentar Putin tersebut dilontarkan menyusul kabar bahwa pemerintah AS akan makin menekan Rusia dengan sanksi ekonomi baru hari Senin. Gedung Putih diperkirakan mencoba menghukum Rusia dengan alasan membantu rezim Presiden Suriah Bashar Assad.
Suriah dan Rusia telah membantah terlibat dalam serangan gas beracun yang membunuh puluhan warga di kota Douma.
Minggu lalu, sanksi Presiden AS Donald Trump terhadap miliuner dan beberapa perusahaan Rusia telah menyebabkan terjadinya aksi jual mata uang Rusia rubel dan jatuhnya saham. Ketegangan di antara kedua negara kembali meningkat setelah Trump mengancam Rusia agar bersiap menghadapi serangan rudal ke Suriah.
Kementerian Keuangan AS mengatakan sanksi yang dikenakan tanggal 6 April lalu terkait dengan aksi Rusia di Krimea, Ukraina, dan Suriah. Pengumuman itu memicu anjloknya saham Rusal hingga 50% hari Senin lalu.
Pasar saham Eropa khususnya sensitif terhadap pergerakan ekuitas Rusia karena beberapa perusahaan tercatat memiliki bisnis di negara tersebut.
(dru) Next Article CEO Glencore Mundur dari Direksi Raksasa Aluminium Rusal
Indeks Moex terkoreksi tipis sekitar 0,3% Senin siang dan melanjutkan pelemahan lebih dari 4% selama satu bulan terakhir, dilansir dari CNBC International. Sementara itu, indeks berdenominasi dolar AS, RTS, juga turun hampir 1%.
Gejolak yang terjadi di bursa saham Moskow telah memburuk sejak pemerintah AS menargetkan perusahaan-perusahaan besar Rusia dan beberapa pebisnis kelas kakap negara itu pada 6 April lalu.
AS, Inggris, dan Prancis pada hari Sabtu lalu meluncurkan lebih dari 100 rudal yang menargetkan lokasi-lokasi gedung pemerintahan Suriah sebagai respons atas dugaan penggunaan gas beracun dalam serangan tanggal 7 April terhadap warga Suriah. Serangan gabungan itu membuat Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara-negar Barat bahwa serangan lanjutan terhadap Suriah akan membawa kekacauan bagi dunia.
Komentar Putin tersebut dilontarkan menyusul kabar bahwa pemerintah AS akan makin menekan Rusia dengan sanksi ekonomi baru hari Senin. Gedung Putih diperkirakan mencoba menghukum Rusia dengan alasan membantu rezim Presiden Suriah Bashar Assad.
Suriah dan Rusia telah membantah terlibat dalam serangan gas beracun yang membunuh puluhan warga di kota Douma.
Minggu lalu, sanksi Presiden AS Donald Trump terhadap miliuner dan beberapa perusahaan Rusia telah menyebabkan terjadinya aksi jual mata uang Rusia rubel dan jatuhnya saham. Ketegangan di antara kedua negara kembali meningkat setelah Trump mengancam Rusia agar bersiap menghadapi serangan rudal ke Suriah.
Kementerian Keuangan AS mengatakan sanksi yang dikenakan tanggal 6 April lalu terkait dengan aksi Rusia di Krimea, Ukraina, dan Suriah. Pengumuman itu memicu anjloknya saham Rusal hingga 50% hari Senin lalu.
Pasar saham Eropa khususnya sensitif terhadap pergerakan ekuitas Rusia karena beberapa perusahaan tercatat memiliki bisnis di negara tersebut.
(dru) Next Article CEO Glencore Mundur dari Direksi Raksasa Aluminium Rusal
Most Popular