
AS Siap Cabut Sanksi Rusia, Strait Times Dibuka Naik 0,06%
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 April 2018 08:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Strait Times dibuka menguat 0,06% ke level 3.581,73, menyusul bursa saham utama kawasan Asia lainnya yang telah lebih dahulu dibuka di zona hijau. Dari dalam negeri, tak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis oleh pemerintahan Singapura. Penguatan pada pagi hari ini lantas lebih didorong oleh sentimen eksternal.
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari melunaknya sikap AS terhadap Rusal terkait pengenaan sanksi ekonomi. Seperti yang diketahui, aset milik Rusal, salah satu produsen aluminium terbesar dunia asal Rusia yang berada di teritori AS dibekukan oleh Kementerian Keuangan.
Selain itu, perusahaan juga dilarang untuk melakukan bisnis dalam satuan dolar AS yang meruapakan mata uang utama dalam pasar komoditas dunia. Lantas, Rusal seakan 'ditendang' dari pasar yang dulu dirajainya.
Namun, kini Kemeterian Keuangan telah mempertimbangkan untuk mencabut sanksi kepada Rusal, setelah perusahaan mengajukan permohonan supaya sanksi dicabut.
"Rusal telah merasakan dampak dari sanksi yang diberikan oleh AS karena keterlibatannya dengan Oleg Deripaska (pemilik perusahaan), namun AS tidak menargetkan para pekerja keras yang bergantung pada Rusal dan anak usahanya," tegas Menteri keuangan AS Steve Mnuchin.
Sebelumnya, Mnuchin menyatakan bahwa dirinya mempertimbangkan untuk mengunjungi China guna membicarakan hubungan perdagangan antar kedua negara. Ia pun optimis bahwa kesepakatan akan tercapai.
Next Article AS & Singapura Terancam Resesi, Setangguh Apa Bursa Efeknya?
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari melunaknya sikap AS terhadap Rusal terkait pengenaan sanksi ekonomi. Seperti yang diketahui, aset milik Rusal, salah satu produsen aluminium terbesar dunia asal Rusia yang berada di teritori AS dibekukan oleh Kementerian Keuangan.
Selain itu, perusahaan juga dilarang untuk melakukan bisnis dalam satuan dolar AS yang meruapakan mata uang utama dalam pasar komoditas dunia. Lantas, Rusal seakan 'ditendang' dari pasar yang dulu dirajainya.
"Rusal telah merasakan dampak dari sanksi yang diberikan oleh AS karena keterlibatannya dengan Oleg Deripaska (pemilik perusahaan), namun AS tidak menargetkan para pekerja keras yang bergantung pada Rusal dan anak usahanya," tegas Menteri keuangan AS Steve Mnuchin.
Sebelumnya, Mnuchin menyatakan bahwa dirinya mempertimbangkan untuk mengunjungi China guna membicarakan hubungan perdagangan antar kedua negara. Ia pun optimis bahwa kesepakatan akan tercapai.
Next Article AS & Singapura Terancam Resesi, Setangguh Apa Bursa Efeknya?
Most Popular