Suriah Panas, Harga Emas Hitam dan Emas Sungguhan Naik

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 April 2018 11:57
Bila AS cs dan Rusia dkk betul-betul mengadu senjata di Suriah, maka investor akan cenderung beralih ke safe haven assets.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah perang dagang, kini dunia dibuat cemas oleh ancaman perang betulan. Suriah memanas, setelah AS dan sekutunya membombardir ibukota Damaskus dengan tujuan melumpuhkan fasilitas pembuatan senjata kimia. 

Awal mula kenaikan tensi di Suriah adalah serangan senjata kimia di kota Doumna. Rezim pemerintahan Presiden Bashar as-Assad dituding menjadi dalang di balik serangan yang menewaskan puluhan orang tersebut. 

Amerika Serikat (AS) tidak tinggal diam. Bersama dengan Inggris dan Prancis, tiga serangkai ini melakukan serangan ke Damaskus. Sebanyak 115 misil menghujani kota tersebut, serangan yang diklaim berhasil melumpuhkan fasilitas pembuatan senjata kimia. 

Rusia, sekutu al-Assad, mengutuk serangan ini. Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, menyebut serangan AS dkk tidak bisa diterima dan melanggar hukum.

Sementara Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Negeri Beruang Merah meresa terusik dengan serangan tersebut.
 "Tindakan seperti itu tidak bisa didiamkan tanpa konsekuensi," tegas Antonov, seperti dikutip Reuters. 

Bila AS cs dan Rusia dkk betul-betul mengadu senjata di Suriah, maka sudah bisa dipastikan akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Pasar saham, obligasi, dan valas akan ambruk.  

Investor akan cenderung beralih ke aset-aset yang dianggap aman (safe haven) seperti emas, yen Jepang, atau franc Swiss. Tidak hanya itu, harga minyak pun berpotensi melambung karena konflik di Timur Tengah akan menghambat produksi dan distribusi si emas hitam.

Emas Jadi Pelindung

Sepekan ini, harga emas sudah menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Pada awal pekan, harga emas masih di US$ 1.335,87/troy ons dan pada penutupan akhir pekan ini naik 0,68% ke US$ 1.345,01/troy ons. 

Suriah Panas, Harga Emas Hitam dan Emas Sungguhan NaikReuters
David William, Direktur Strategic Gold Corporation, mengatakan konflik geopolitik memang terkait dengan harga emas. Kala tensi geopolitik meninggi, maka ketidakpastian akan merebak. Di sinilah investor membutuhkan instrumen yang memberikan kepastian. 

"Secara filosofis, semua orang mengincar emas. Emas selalu menjadi investasi yang aman," tambah Nandini Ramakrishnan, Global Markets Strategist di JPMorgan Chase, seperti dikutip dari CNBC. 

Berdasarkan catatan Bank Dunia, selama kuartal I-2018, rata-rata harga emas dunia adalah US$ 1329/troy ons. Angka ini naik 9,02% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bila situasi di Suriah semakin membara, maka harga emas berpotensi akan terus melonjak karena permintaan yang membludak. 

Harga Minyak Meroket

Tidak hanya emas, konflik di Suriah juga bisa mendongrak harga si emas hitam alias minyak. Sepanjang pekan ini, harga minyak jenis brent naik 5,72% sementara light sweet meroket 6,26%. 

Suriah Panas, Harga Emas Hitam dan Emas Sungguhan NaikReuters
Timur Tengah merupakan salah satu sumber utama pasokan minyak dunia. Kawasan Teluk menyumbang 65-70% pasokan minyak dunia, sehingga gangguan di sana akan mempengaruhi produksi dan distribusi minyak. 

Ketika ada persepsi gangguan tersebut, maka harga minyak pun terdorong ke atas. Seperti yang terjadi saat ini. Bahkan ada perkiraan harga minyak bisa menembus US$ 100/barel apabila situasi di Suriah tidak kunjung mendingin.


Bila Rusia menanggapi serangan AS dan sekutunya, maka situasi Suriah akan semakin membara. Dampaknya, harga emas akan naik karena banyaknya permintaan. Sementara harga emas juga akan melonjak karena persepsi gangguan produksi dan distribusi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji) Next Article Harga CPO dan Emas Menguat Menyusul Koreksi Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular