Benarkah 6 Orang Tewas Saat Uji Coba Vaksin Covid Pfizer?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
11 December 2020 16:55
logo Pfizer. AP/Olivier Matthys
Foto: logo Pfizer. AP/Olivier Matthys

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah laporan dari media Egypt Independent menyebutkan ada 6 orang yang tewas dalam uji coba vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech. Laporan ini mengklaim mengutip data dari Food and Drug Administation (FDA) Amerika Serikat. Seperti faktanya?

Dalam laporan Egypt disebutkan FDA beberapa orang mengalami obesitas serta menderita arteriosklerosis. Mereka meninggal tiga hari setelah diberikan dosis pertama vaksin.

Dua relawan dilaporkan meninggal akibat serangan jantung atau stroke. Sementara dua sisanya masih diselidiki penyebab kematiannya. "Dari enam orang, tiga diantaranya di atas 55 tahun," kata FDA, diikuti Egypt Independen, Jumat (11/12/2020).

Lantas seperti apa faktanya? Kabar ini akhirnya diklarifikasi. Sebagian dari laporan tersebut adalah salah. Dalam laporan Reuters mengatakan dari 6 relawan yang meninggal hanya 2 yang diberikan vaksin. Sisanya mendapatkan plasebo atau vaksin palsu berupa garam dan air.

Dalam dokumen Pfizer dijelaskan jika placebo berbahan garam normal dengan larutan natrium klorida 0,9% untuk injeksi. Dengan kata lain hanya campuran garam serta air.

Laporan Reuters menyatakan jika tidak ada hubungan antara vaksin dengan kedua kematian yang mendapatkan vaksin, yang terjadi sebenarnya adalah kematian normal.

Orang Inggris yang pertama mendapatkan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech saat ini tidak dalam kondisi kritis. Sementara empat orang yang mengalami kelumpuhan wajah sebagian (Bell's Palsy) dianggap bukan disebabkan oleh vaksin tetapi gejalanya akan diawasi saat vaksin didistribusikan.

Sebelumnya pejabat kesehatan Inggris mengeluarkan peringatan untuk seluruh orang yang akan divaksin Pfizer. Orang dengan riwayat reaksi alergi berlebihan tidak akan mendapatkan vaksin tersebut.

Peringatan ini dilakukan setelah adanya laporan mengenai dua orang anggota Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service /NHS) negara tersebut menderita reaksi alergi hingga membutuhkan perawatan. Dua orang ini termasuk dalam kelompok pertama yang mendapatkan vaksin di Inggris.

Direktur medis NHS Inggris Stephen Powis mengatakan kedua orang tersebut, yang memiliki riwayat alergi. Namun saat ini keduanya sudah mulai membaik kondisinya.


(roy/roy) Next Article Produksi Terbatas & Izin Tak Terbit, Vaksin Covid-19 Langka?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular