
Produksi Terbatas & Izin Tak Terbit, Vaksin Covid-19 Langka?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri BionTech Ugur Sahin mengingatkan akan adanya kondisi tak semua permintaan vaksin Covid-19 di seluruh dunia dapat dipenuhi (gap). Ini karena belum mulainya produksi massal dan belum banyak vaksin Covid-19 yang mendapat izin otoritas kesehatan.
Pfizer/BioNTech memimpin perlombaan penemuan vaksin Covid-19. Namun proses vaksinasinya terhambat lambatnya persetujuan dari regulator kesehatan obat. Penundaan ini telah membuat khawatir Jerman, di mana beberapa daerah harus menghentikan vaksinasi dalam beberapa hari setelah program ini di mulai.
"Saat ini kelihatannya tidak bagus -sebuah lubang muncul karena kurangnya vaksin lain yang disetujui dan kami harus mengisi celah itu dengan vaksin kami sendiri," ungkap Ugur Sahin kepada media Jerman Spiegel, dan dikutip dari Reuters, Sabtu (2/2/2021).
"Pada titik tertentu menjadi jelas tidak mungkin untuk mengirimkan [vaksin] secepat itu," terangnya. "Saat itu sudah terlambat untuk melakukan perintah lanjutan."
Setelah publikasi wawancara itu, BioNTech mengatakan sedang mengadakan pembicaraan dengan Brussels untuk meningkatkan produksi vaksin COvid-19.
"Kami sedang dalam diskusi produktif dengan Komisi Eropa tentang bagaimana membuat lebih banyak vaksin kami di Eropa, untuk Eropa," jelas perusahaan dalam keterangan resminya.
Vaksin Moderna diharapkan bisa disetujui Uni Eropa pada 6 Januari 2021. Saat ini baru dua negara yang sudah mengizinkan vaksin ini. Yakni, Amerika Serikat (AS), dan Singapura.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Belum Amankan Vaksin Pfizer, Bio Farma Ungkap Alasannya