OVO Tarik Biaya Transfer Rp 2.500 & Masa Depan Era Bakar Uang

Roy Franedya, CNBC Indonesia
07 November 2019 06:29
OVO Tarik Biaya Transfer Rp 2.500 & Masa Depan Era Bakar Uang
Foto: Aplikasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Dompet digital OVO mulai fokus mengurangi kerugian yang dideritanya karena aksi bakar uang. OVO kini mulai mencari pemasukan dengan mengenakan biaya transfer ke bank pada nasabahnya.

Mulai 12 Desember 2019, pengguna OVO yang melakukan transfer uang ke rekening bank akan dikenakan biaya Rp 2.500 per transaksi. Biaya ini akan dikenakan kepada pengguna OVO Cash.




Director of Enterprise Payment OVO Harianto Gunawan mengatakan pengenaan biaya transfer karena OVO didorong oleh regulator dan lainnya untuk membuat bisnis yang berkelanjutan.

"Sekarang ini sudah common (umum) ya, dimana-mana sudah ada [biaya] transfer bank. Jadi transfer hampir di beberapa platform dan juga di beberapa bank sudah ada biaya dan lain-lain," ujarnya ketika ditemui di Jakarta, seperti dikutip Kamis (6/11/2019).

Harianto Gunawan menambahkan biaya transfer yang dibebankan pada konsumen tidak ketinggian tetapi cukup kompetitif. Asal tahu saja, biaya transfer sebesar Rp 2.500 per transaksi sebenarnya lebih rendah dari biaya yang dikenakan bank pada nasabahnya. Bank menarik biaya Rp 3.500 per transaksi untuk transfer dalam satu bank sedangkan untuk transfer antar bank berbiaya Rp 6.500.

GoPay juga mengenakan biaya Rp 2.500 untuk transfer dana ke rekening bank. LinkAja tidak mengenakan biaya transfer ke Bank BUMN tetapi akan memungut Rp 6.500 untuk transfer ke bank non-BUMN. Adapun DANA tidak mengenakan biaya transfer.

[Gambas:Video CNBC]



OVO merupakan salah satu startup yang tumbuh dengan cepat di Indonesia. Awalnya OVO adalah layanan pengumpul point transaksi di pusat perbelanjaan Lippo Group. Namun pada 2017 Bank Indonesia (BI) memberikan izin uang elektronik (e-wallet).

Setelahnya OVO agresif membakar uang dengan memberikan diskon dan cashback untuk berbelanja dan pada biaya parkir di gedung-gedung dan pusat perbelanjaan milik Lippo Group. 


CB Insight menghitung OVO merupakan startup unicorn kelima Indonesia. Valuasinya sudah mencapai US$2,9 miliar. CB Insights memasukkan OVO dalam daftar unicorn dunia pada bulan Maret 2019.

Nah, biaya yang ditanggung pengguna uang elektronik sebenarnya masih ada satu lagi. Yakni, biaya top up saldo. Pada 2017 Bank Indonesia mematok biaya top up uang elektronik dengan menggunakan mesin dan jaringan penerbit (on us) maksimal Rp 750 per transaksi. 

Bila top up menggunakan jasa atau mesin perusahaan lain (off us) biaya maksimalnya Rp 1.500. Biaya ini bisa dikenakan pada pengisian ulang uang elektronik dengan nominal di atas Rp 200.000 sekali isi. Hingga saat ini baik bank atau penerbit uang elektronik belum mengenakan biaya ini kepada konsumennya.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular