
OVO Tarik Biaya Transfer Rp 2.500 & Masa Depan Era Bakar Uang
Roy Franedya, CNBC Indonesia
07 November 2019 06:29

OVO merupakan salah satu startup yang tumbuh dengan cepat di Indonesia. Awalnya OVO adalah layanan pengumpul point transaksi di pusat perbelanjaan Lippo Group. Namun pada 2017 Bank Indonesia (BI) memberikan izin uang elektronik (e-wallet).
Setelahnya OVO agresif membakar uang dengan memberikan diskon dan cashback untuk berbelanja dan pada biaya parkir di gedung-gedung dan pusat perbelanjaan milik Lippo Group.
CB Insight menghitung OVO merupakan startup unicorn kelima Indonesia. Valuasinya sudah mencapai US$2,9 miliar. CB Insights memasukkan OVO dalam daftar unicorn dunia pada bulan Maret 2019.
Nah, biaya yang ditanggung pengguna uang elektronik sebenarnya masih ada satu lagi. Yakni, biaya top up saldo. Pada 2017 Bank Indonesia mematok biaya top up uang elektronik dengan menggunakan mesin dan jaringan penerbit (on us) maksimal Rp 750 per transaksi.
Bila top up menggunakan jasa atau mesin perusahaan lain (off us) biaya maksimalnya Rp 1.500. Biaya ini bisa dikenakan pada pengisian ulang uang elektronik dengan nominal di atas Rp 200.000 sekali isi. Hingga saat ini baik bank atau penerbit uang elektronik belum mengenakan biaya ini kepada konsumennya.
(roy/sef)
Setelahnya OVO agresif membakar uang dengan memberikan diskon dan cashback untuk berbelanja dan pada biaya parkir di gedung-gedung dan pusat perbelanjaan milik Lippo Group.
CB Insight menghitung OVO merupakan startup unicorn kelima Indonesia. Valuasinya sudah mencapai US$2,9 miliar. CB Insights memasukkan OVO dalam daftar unicorn dunia pada bulan Maret 2019.
Bila top up menggunakan jasa atau mesin perusahaan lain (off us) biaya maksimalnya Rp 1.500. Biaya ini bisa dikenakan pada pengisian ulang uang elektronik dengan nominal di atas Rp 200.000 sekali isi. Hingga saat ini baik bank atau penerbit uang elektronik belum mengenakan biaya ini kepada konsumennya.
(roy/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular