Newsletter

Info Orang Dalam: Perang Dunia III Dimulai Rabu!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2022 06:00
Latihan Militer Rusia - Belarus
Foto: Sebuah tank menembak di tempat pelatihan selama latihan militer Union Courage-2022 Rusia-Belarus di Belarus. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar. Pertama tentu perkembangan friksi di Ukraina.

Sebagai informasi, Rusia dan Belarusia tengah menggelar latihan perang intensif. Ini dilakukan setelah AS menambah jumlah pasukan di Eropa Timur.

"Invasi Rusia ke Ukraina bisa dimulai kapan saja. Kami tidak bisa memperkirakan waktunya, tetapi kami sudah sampaikan beberapa kali bahwa kemungkinan itu ada," kata Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.

Mengutip Reuters, laporan intelijen AS menyebut bahwa invasi Rusia ke Ukraina mungkin akan terjadi Selasa (15/2/2022) atau Rabu (16/2/2022). Tapi ada juga kemungkinan akhir Maret mendatang.

"Kami terus memantau dan membagikan kepada dunia bagaimana situasi di sana. Kami akan berupaya mencegah operasi serangan palsu yang mungkin menjadi awalan dari serangan sungguhan," tegas Sullivan.

Oleksii Reznikov, Menteri Pertahanan Ukraina, mengungkapkan negaranya telah menerima bantuan amunisi seberat 1.500 ton dari pasukan Aliansi yang dipimpin AS. Sementara Ben Wallace, Menteri Pertahanan Inggris, mengingatkan bahwa jangan terlalu berharap kepada upaya diplomasi. 

Jika sampai terjadi (amit-amit jabang bayi), maka perang pasti akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan yang sangat dahsyat. Seorang pejabat di lingkaran dalam pemerintah Amerika Serikat (AS) membisikkan kepada NBC News bahwa serangan Rusia ke Ukraina akan menyebabkan korban luka bahkan nyawa bisa mencapai 50.000 orang.

Plus, sekitar 5 juta orang diperkirakan terpaksa mengungsi jika perang terjadi. Pihak militer Ukraina yang bisa mengalami luka atau kehilangan nyawa diperkirakan 5.000-25.000 orang.

Tidak hanya itu, sentimen perang juga berdampak ke ekonomi, termasuk pasar keuangan. Di pasar komoditas, harga minyak dunia 'terbang' karena kekhawatiran perang akan menyebabkan gangguan produksi dan distribusi.

Maklum, perang ini akan melibat Rusia, salah satu produsen dan eksportir minyak terbesar dunia. So, tidak heran harga si emas hitam menyentuh titik tertinggi sejak 2014.

Masih di pasar komoditas, harga yang juga mengalami kenaikan adalah emas. Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia di pasar spot melesat lebih dari 3%.

Emas adalah aset aman (safe haven) yang sebenarnya. Seaman-amannya mata uang dolar AS, yen Jepang, atau franc Swiss, tetap saja yang paling aman adalah emas. Saat situasi tidak menentu, salah satunya ketika terjadi perang, emas adalah pegangan hidup.

"Emas adalah untuk perang. Saat perang, nilai uang Anda akan terdiskon dan tidak ada harganya jika negara Anda sampai kalah. Kalau itu sampai terjadi, Anda akan membayar dengan emas, bukan uang," tulis Clem Chambers, Kontributor Senior Forbes, dalam kolomnya.

Jadi, jangan harap investor mau masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang yang penuh risiko karena saat perang, semuanya SDM (Selamatkan Diri Masing-masing). Oleh karena itu, isu perang akan menjadi sentimen negatif buat IHSG dan rupiah.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular