Newsletter

Info Orang Dalam: Perang Dunia III Dimulai Rabu!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2022 06:00
Suasana aktivitas di luar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta, Kamis (3/2/2022).
Foto: Suasana aktivitas di luar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta, Kamis (3/2/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Sentimen kedua, kali ini dari dalam negeri, adalah perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Ada kecenderungan pandemi yang sempat terkendali kini menggila lagi.

Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona pada 13 Februari bertambah 44.526 orang. Dalam seminggu terakhir, rata-rata kasus positif harian adalah 41.614 orang per hari. Melonjak 79,86% dari rerata pekan sebelumnya.

Penyebab kenaikan kasus positif adalah virus corona varian omicron yang lebih mudah menular dari varian-varian sebelumnya. Kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan, varian ini sudah menyebar ke lebih dari 100 negara, tidak terkecuali Indonesia.

Dinamika ini membuat pemerintah kembali memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di DKI Jakarta dan wilayah aglomerasi di sekitarnya, PPKM dinaikkan ke Level 3.

Jika kasus positif terus bertambah dan membuat beban sistem layanan kesehatan nasional kian berat, maka bukan tidak mungkin PPKM akan makin diketatkan. Kalau ini terjadi, maka prospek ekonomi Indonesia menjadi samar-samar. Sulit berharap ekonomi bisa tumbuh 5% kalau PPKM masih ketat dan terus ketat.

Namun, bukan berarti tidak ada harapan. Siklus serangan virus corona sepertinya akan memuncak pada bulan ini dan setelah itu mereda.

Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas, memaparkan dengan asumsi maksimal populasi Indonesia yang bisa terjangkit Covid-19 (carrying capacity) 2-2,5% dari populasi dan laju penularan Omicron adalah 1,2-1,5 kali varian Delta, maka akan butuh waktu 56-60 hari untuk satu siklus atau fase gelombang selesai. Artinya jika kasus naik signifikan mulai 2 Januari 2022, maka gelombang serangan Omicron akan berakhir pada 3 Maret 2022.

Sementara menurut model yang dibangun Bahana Sekuritas, puncak kasus positif akibat varian Omicron akan terjadi pada pekan ketiga Februari. Kemungkinan bisa mencapai 81.088-86.452 orang dalam sehari.

"Seiring dengan terbentuknya kekebalan kolektif (herd immunity), kasus harian nasional akan mulai turun secara drastis setelah 21-23 Februari. Di Jakarta, kasus harian akan mencapai puncak pada pekan depan," tulis riset Bahana.

Perry Warjiyo, Gubernur BI, menyebut dampak penyebaran varian Omicron akan mencapai puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Setelah itu akan mulai menurun.

"Tentu semuanya berdasarkan upaya yang ditempuh pemerintah dan juga kepatuhan terhadap protokol kesehatan oleh masyarakat. Dampak terhadap mobilitas yang terjadi penurunan diharapkan akan membaik," kata Perry dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2022.

Oleh karena itu, lanjut Perry, dampak penyebaran varian Omicron terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu signifikan. Untuk 2022, BI tetap pada proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,7-5,1% dengan titik tengah 5,1%.

"Untuk kuartal I-2022 akan tumbuh relatif tinggi," ujar Perry.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular