Dua Minggu Lagi Kasus Covid-19 RI Bakal Mulai Turun! Amin...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 February 2022 09:34
Ruang Perawatan Pasien Covid-19 di AS
Foto: Sabrina Stewart, perawat dari Unit Perawatan Intensif bersiap untuk memasuki ruangan pasien penyakit coronavirus (COVID-19) di ruang isolasi Unit Perawatan Intensif (ICU) di Rumah Sakit Western Reserve di Cuyahoga Falls, Ohio, AS, (4/1/2022). (REUTERS/Shannon Stapleton)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belu berakhir. Bahkan dengan kehadiran varian Omicron ada tendensi pandemi mengganas lagi.

Di Indonesia, kasus positif harian mengalami peningkatan tajam. Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan kasus positif harian mencapai 46.843 orang. Melonjak hampir 25% dari hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak 28 Juli 2021.

Dalam seminggu terakhir, rata-rata kasus positif harian adalah 34.236 orang setiap harinya. Meroket 178,36% dari rerata pekan sebelumnya. Wow...

Virus corona varian Omicron lebih mudah menular, bahkan dibandingkan varian Delta. Omicron saat ini menjadi varian dominan di dunia, setelah kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan mingguan yang diterbitkan 8 Februari 2022 menyebut dari 412.265 spesimen yang dikumpulkan dalam 30 hari terakhir, sebanyak 412.265 (96,7%) adalah varian Omicron. Delta, varian dominan sebelumnya, tinggal 13.972 (3,3%).

"Penyebaran varian Omicron meningkat dan sekarang terdeteksi di hampir semua negara," tulis laporan WHO.

Halaman Selanjutnya --> Ada Sederet Kabar Baik

Namun, tidak semua soal Omicron adalah kabar buruk. Ada pula kabar yang melegakan, salah satunya dari WHO sendiri. WHO mencatat di banyak negara yang telah mengalami gelombang serangan Omicron kini mulai mereda.

"Dibandingkan dengan awal Januari 2022, terjadi penurunan di banyak negara. Porsi BA.1 (varian Omicron) menurun. Tren ini terjadi di banyak negara, termasuk yang kapasitas tes yang tinggi," sebut laporan WHO.

coronaSumber: WHO

Selain itu, WHO juga memaparkan bahwa memang betul varian Omicron lebih mudah menular ketimbang varian-varian lainnya. Namun risiko hospitalisasi dan gejala berat lebih rendah ketimbang misalnya varian Delta.

coronaSumber: WHO

Soal hospitalisasi, sudah ada bukti bahwa mulai penurunan. Per 8 Februari, tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) di Indonesia adalah 24%. Turun dibandingkan sehari sebelumnya yakni 25%.

Di DKI Jakarta, BOR turun lebih drastis. Posisi per 8 Februari 2022 adalah 47%, sehari sebelumnya masih 66%.

"Saat varian Delta, hospitality rate 20% dari kasus aktif, masuk ICU 5%, fatality rate 1,8-3%. Omciron data di luar negeri hospitalisasi jauh lebih rendah, 1-4%. Masuk ICU berkisar di bawah 1% hingga 1%, rendah sekali," ungkap Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan, beberapa waktu lalu.

Sementara menurut model yang dibangun Bahana Sekuritas, puncak kasus positif akibat varian Omicron akan terjadi pada pekan ketiga Februari. Kemungkinan bisa mencapai 81.088-86.452 orang dalam sehari.

Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketat, menurut kajian Bahana, bisa membuat puncak kasus harian lebih landai menjadi 53.265 orang. Namun akan memperpanjang siklus gelombang 20-30 hari.

"Seiring dengan terbentuknya kekebalan kolektif (herd immunity), kasus harian nasional akan mulai turun secara drastis setelah 21-23 Februari. DI Jakarta, kasus harian akan mencapai puncak pada pekan depan," tulis riset Bahana.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular