
Dua Minggu Lagi Kasus Covid-19 RI Bakal Mulai Turun! Amin...

Namun, tidak semua soal Omicron adalah kabar buruk. Ada pula kabar yang melegakan, salah satunya dari WHO sendiri. WHO mencatat di banyak negara yang telah mengalami gelombang serangan Omicron kini mulai mereda.
"Dibandingkan dengan awal Januari 2022, terjadi penurunan di banyak negara. Porsi BA.1 (varian Omicron) menurun. Tren ini terjadi di banyak negara, termasuk yang kapasitas tes yang tinggi," sebut laporan WHO.
![]() |
Selain itu, WHO juga memaparkan bahwa memang betul varian Omicron lebih mudah menular ketimbang varian-varian lainnya. Namun risiko hospitalisasi dan gejala berat lebih rendah ketimbang misalnya varian Delta.
![]() |
Soal hospitalisasi, sudah ada bukti bahwa mulai penurunan. Per 8 Februari, tingkat keterisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) di Indonesia adalah 24%. Turun dibandingkan sehari sebelumnya yakni 25%.
Di DKI Jakarta, BOR turun lebih drastis. Posisi per 8 Februari 2022 adalah 47%, sehari sebelumnya masih 66%.
"Saat varian Delta, hospitality rate 20% dari kasus aktif, masuk ICU 5%, fatality rate 1,8-3%. Omciron data di luar negeri hospitalisasi jauh lebih rendah, 1-4%. Masuk ICU berkisar di bawah 1% hingga 1%, rendah sekali," ungkap Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan, beberapa waktu lalu.
Sementara menurut model yang dibangun Bahana Sekuritas, puncak kasus positif akibat varian Omicron akan terjadi pada pekan ketiga Februari. Kemungkinan bisa mencapai 81.088-86.452 orang dalam sehari.
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketat, menurut kajian Bahana, bisa membuat puncak kasus harian lebih landai menjadi 53.265 orang. Namun akan memperpanjang siklus gelombang 20-30 hari.
"Seiring dengan terbentuknya kekebalan kolektif (herd immunity), kasus harian nasional akan mulai turun secara drastis setelah 21-23 Februari. DI Jakarta, kasus harian akan mencapai puncak pada pekan depan," tulis riset Bahana.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)