
Ekonomi Melambat, Rakyat Tunggu Gebrakan Jokowi dan Menteri!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 October 2019 06:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bank nasional merevisi target pertumbuhan penyaluran kredit untuk 2019. Apa mau dikata, permintaan memang masih lemah, baik dunia usaha maupun rumah tangga sepertinya sedang menahan diri.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) awalnya menargetkan penyaluran kredit 2019 tumbuh 10-12% year-on-year (YoY). Namun kemudian diturunkan menjadi 8-9%.
Kemudian PT Bank Central Asia TbK (BBCA) juga memperkirakan pertumbuhan kredit hanya berada di kisaran 8% pada tahun ini. "Kalau melihat situasi year-to-date (pertumbuhan kredit) cuma 6%, mungkin akhir tahun bisa 8%. Kita sedikit pesimistis," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.
Mengutip Survei Perbankan keluaran Bank Indonesia (BI) edisi kuartal III-2019, pertumbuhan kredit tahun ini diperkirakan sebesar 9,7%. Lebih lambat dibandingkan perkiraan pada kuartal sebelumnya yaitu 11,2% dan realisasi 2018 yaitu 12,1%.
Sementara berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit pada Agustus adalah 7,89%, terendah sejak Januari 2018. Laju pertumbuhan kredit berada dalam tren melambat sejak November tahun lalu.
Kembali ke Survei Perbankan BI, terlihat bahwa dunia usaha dan rumah tangga memang agak menahan diri. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru untuk investasi dan konsumsi mengalami penurunan.
Perlambatan kredit konsumsi memberi konfirmasi bahwa konsumen rumah tangga cenderung menahan diri. Melihat data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), terjadi perlambatan dalam empat bulan terakhir. Bahkan angka IKK pada September adalah yang terendah sejak Oktober tahun lalu.
Sementara di sisi dunia usaha, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur juga dalam tren melambat. Bahkan angka PMI sudah berada di bawah 50 dalam tiga bulan terakhir. PMI yang di bawah 50 berarti industriawan tidak melakukan ekspansi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) awalnya menargetkan penyaluran kredit 2019 tumbuh 10-12% year-on-year (YoY). Namun kemudian diturunkan menjadi 8-9%.
Kemudian PT Bank Central Asia TbK (BBCA) juga memperkirakan pertumbuhan kredit hanya berada di kisaran 8% pada tahun ini. "Kalau melihat situasi year-to-date (pertumbuhan kredit) cuma 6%, mungkin akhir tahun bisa 8%. Kita sedikit pesimistis," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.
Mengutip Survei Perbankan keluaran Bank Indonesia (BI) edisi kuartal III-2019, pertumbuhan kredit tahun ini diperkirakan sebesar 9,7%. Lebih lambat dibandingkan perkiraan pada kuartal sebelumnya yaitu 11,2% dan realisasi 2018 yaitu 12,1%.
Sementara berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit pada Agustus adalah 7,89%, terendah sejak Januari 2018. Laju pertumbuhan kredit berada dalam tren melambat sejak November tahun lalu.
Kembali ke Survei Perbankan BI, terlihat bahwa dunia usaha dan rumah tangga memang agak menahan diri. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru untuk investasi dan konsumsi mengalami penurunan.
Perlambatan kredit konsumsi memberi konfirmasi bahwa konsumen rumah tangga cenderung menahan diri. Melihat data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), terjadi perlambatan dalam empat bulan terakhir. Bahkan angka IKK pada September adalah yang terendah sejak Oktober tahun lalu.
Sementara di sisi dunia usaha, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur juga dalam tren melambat. Bahkan angka PMI sudah berada di bawah 50 dalam tiga bulan terakhir. PMI yang di bawah 50 berarti industriawan tidak melakukan ekspansi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pages
Most Popular