Tsunami PHK Bank RI: Perang 'Terminator' di Dunia Nyata!

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
17 January 2019 12:42
Tsunami PHK Bank RI: Perang 'Terminator' di Dunia Nyata!
Foto: Robot LOVOT (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Alkisah, di tahun 2029 terjadi kerusakan di bumi oleh robot-robot. Pasukan robot tersebut bertekad menguasai bumi.

Saking canggihnya, robot tersebut mampu menciptakan robot kembali. Kerusakan yang ditimbulkan oleh robot ini membuat keberadaan manusia terancam walaupun masih ada manusia yang menahan ekspansi robot tersebut.

Untuk itu, para robot tersebut mengirim Terminator. Robot yang dikirim ke masa lalu untuk membunuh manusia yang bakal menghadangnya di masa depan.

Sekilas cerita tersebut memang nampak menyeramkan. Film layar lebar tersebut bernama The Terminator. Dibintangi Arnold Schwarzenegger film yang dirilis pada tahun 1984 ini disutradarai oleh James Cameron.

Larry Ellion, Editor Ekonomi di Guardian menulis sebuah artikel berjudul "Robots will take our jobs. We'd better plan now, before it's too late"

Ia menuliskan bagaimana Amazon melalui Amazon Go, raksasa e-commerce dan teknologi AS ini telah memiliki sebuah ritel yang tak memiliki kasir. Hanya dengan sekali tap, di ponselnya, costumer tinggal ambil barang yang diinginkan dan cabut dari toko tersebut.

Teknologi membuat semua semakin mudah. Tak perlu lagi penjaga kasir. Namun, itu baru dari dari ritel, dan belum berbicara soal mobil tanpa supir, dan masih banyak lagi.

Bicara soal negara, banyak yang telah mengganti kerjaan manusia oleh mesin. Di Inggris misalnya, terdapat 33 robot tiap 10.000 pekerja. Sementara di Jepang, 213 robot per 10.000 pekerja dan di AS sendiri sebanyak 93 robot.

Robot telah menginvasi dunia. Terminator semakin nyata.

"Ini perang terminator sebenarnya dalam dunia nyata. Kalau film Terminator disibukkan tentang ilustrasi perang lawan robot, dan ini lah sebenarnya dalam bentuk berbeda dan nyata. Akhirnya manusia di-PHK," ungkap Abdoel Mujib, Narahubung dari Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan Indonesia (Jarkom SP Perbankan) kepada CNBC Indonesia.

Menurut data Jarkom SP Perbankan sudah sebanyak 50.000 pegawai bank yang terkena PHK.

NEXT >>>> Bank RI Tutup Ribuan Kantor Cabang



Melihat industri perbankan lebih jauh, teknologi sudah mulai diterapkan. Sebut saja yang lebih baru dari ATM yakni Cash Deposit Machine (setor tunai) di mana nasabah tanpa tak perlu ke teller bank, cukup melalui mesin tersebut untuk menabung.

Hal ini membuat bank ramai-ramai menutup cabang sudah terlihat pengurangan cabang. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebutkan pada Desember 2016 terdapat 32.730 kantor cabang bank.

Kemudian pada Desember 2017, makin berkurang menjadi 32.286 kantor cabang. Sementara di November 2018 pada data terakhir tercatat hanya 31.555 kantor cabang.

Kurang dari 2 tahun, hampir 1.200 kantor cabang tutup.

Vikram Pandit, Mantan Chief Executive Officer Citigroup Inc era 2007-2012 menyebutkan pengembangan artificial intelligence dan robotica akan mengurangi jumlah karyawan bank hingga 30% dalam lima tahun mendatang.

"Semua bisa dilakukan dengan artificial intelligence, robotica dan natural language, semua itu akan membuat proses semakin mudah. Hal-hal ini akan mengubah back office," ujarnya dalam wawancara Bloomberg Television seperti dikutip dari Fortune, Rabu (16/1/2019).

Di Amerika, menurut catatan Citigroup, angka penurunnya sampai 770 ribu. Sementara di Eropa sampai angka 1 juta.

CNBC Indonesia mencoba mengangkum beberapa pekerjaan yang mungkin hilang dari perbankan karena penerapan teknologi:

1. Costumer Service

Chatbot sebenarnya bukan teknologi baru, tetapi chatbot menggunakan artificial intellegence akan segera menggantikan posisi costumer service. Dengan chatbot, nasabah bisa berinterasi tanpa manusia.

2. Teller

Masa depan posisi teller memang terancam sejak muncul mobile banking dan internet banking. Kedua teknologi ini membuat banyak nasabah malah pergi ke bank. Dengan pengembangan teknologi selanjutnya posisi teller bisa punah.

3. Analis Kredit

Digitalisasi credit scoring akan membuat pekerjaan analis kredit tergantikan komputer. Credit scoring sudah banyak diterapkan oleh fintech di Indonesia. Teknologi ini juga mempercepat penilaian dan proses persetujuan kredit

4. Telemarketer

Telemarketer merupakan seseorang yang bertugas memasarkan sesuatu lewat jalur telepon. Profesi ini sangat mudah digantikan oleh robot yang bisa berbicara.

Tak ayal ketakutan memang terjadi di hati para pekerja bank yang berada di lini bisnis tersebut. Belum jelas apa solusi dari fenomena ini. Yang pasti, siapkan diri sejak sekarang menyambut digitalisasi yang men-disrupsi semua lini.


Tsunami PHK Bank RI & Perang 'Terminator' di Dunia NyataFoto: infografis/infografis pekerjaan di perbankan yang akan hilang karena teknologi/Aristya Rahadian Krisabella




Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular