RI yang Gemar Impor dan Harga Gula nan Tinggi

Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 January 2019 18:41
RI yang Gemar Impor dan Harga Gula nan Tinggi
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Di masa lalu, Indonesia pernah menjadi negara pengekspor gula. Namun kini Indonesia malah menjadi salah satu negara pengimpor gula terbesar di dunia. Bahkan Indonesia termasuk negara yang gemar impor gula.

Senangnya Indonesia mengimpor gula inilah yang dikritik Faisal Basri. Ekonom Senior ini mengkritik tata niaga pangan pemerintah karena mendadak menjadi pengimpor gula terbesar di dunia.

Dapat kicauannya melalui twitter pribadinya, Faisal Basri menyebut Indonesia duduk di urutan pertama dengan mengimpor sekitar 4,45 juta metrik ton gula selama periode 2017/2018. Volume ini melebihi impor gula China sebesar 4,2 juta metrik ton dan AS yang mencapai 3,11 juta metrik ton.

"Praktek rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan," tulisnya seperti dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (12/1/2019).

Dia bahkan mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk menekan defisit neraca dagang, kecuali memerangi praktek ini dan memecat Menteri Perdagangan.

Tidak hanya hari ini, kemarin Faisal juga menyoroti harga eceran gula di Indonesia yang menurutnya lebih mahal 2,4-3,4 kali lipat dibandingkan harga gula dunia sepanjang Januari 2017 - November 2018.

"Impor gula rafinasi membanjir. Pemburu rente meraup triliunan rupiah. Mengapa semua diam?" cuitnya.

Dia menunjukkan perbandingan pergerakan harga gula dunia yang bersumber dari data Bank Dunia dengan harga gula di pasar domestik yang bersumber dari data BPS. 

Data tersebut menunjukkan, harga eceran gula dunia bergerak turun dari US$ 0,45 per kg di Januari 2017 ke level US$ 0,28 per kg di November tahun lalu.

Berdasarkan riset CNBC Indonesia, pada tahun 2017 Indonesia merupakan importir gula nomor dua terbesar di dunia dengan nilai total impor sebesar US$ 2,6 miliar, hanya kalah dari AS yang sebesar US$ 4,2 miliar, mengutip laporan UN Comtrade.

Gula yang diimpor Indonesia merupakan kategori HS17 atau gula secara umum termasuk produk-produk turunannya seperti sirup dan kembang gula.

[Gambas:Video CNBC]

Ketua Komite Tetap Pengembangan Industri Derivatif, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Andi Bachtiar Sirang menjelaskan impor gula sepanjang dua tahun terakhir memang demikian faktanya. 

"Akhirnya pasar mengalami oversupply, sehingga di tahun 2019 ini dilakukan pengurangan alokasi impor raw sugar [gula mentah] hanya 2,8 juta ton," ujar Bachtiar kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/1/2019).

Bachtiar tidak menampik kemungkinan adanya 'pemburu rente' dalam kebijakan impor gula. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa kebutuhan impor bagi pelaku industri gula rafinasi murni ditentukan oleh faktor supply dan permintaan.

"Bagi industri gula rafinasi itu murni supply & demand. Sementara, impor raw sugar untuk gula konsumsi biasanya karena produksi pabrik gula (PG) dalam negeri kurang sehingga kementerian mengeluarkan surat penugasan kepada importir produsen," jelasnya.

Dia pun mengakui, klaim Faisal Basri terkait harga gula di dalam negeri yang lebih mahal 2,4-3,4 kali lipat dibandingkan harga gula global memang benar adanya. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kebutuhan impor gula tersebut untuk kebutuhan industri, bukan konsumsi. 

"Itu gula industri loh kita tidak mengimpor gula konsumsi. Tahun ini kita belum ada sama sekali belum," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Rabu (9/1/2019). 

Darmin menuturkan, impor gula tersebut juga merupakan rekomendasi dari Kementerian Perindustrian. "Itu impornya melalui perindustrian, rekomendasinya dia," ujar Darmin.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular