
Stok Cukup, Tahun Depan Impor Gula dan Garam Bakal Berkurang?
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
22 December 2018 20:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan kuota impor gula mentah (raw sugar) dan garam untuk kebutuhan industri di 2019 akan lebih rendah dibandingkan tahun ini karena stok yang masih tersedia.
Kuota impor gula mentah yang diberikan pemerintah untuk tahun depan sekitar 2,8 juta ton. Gula mentah ini selanjutnya akan diolah menjadi gula rafinasi bagi kebutuhan industri makanan dan minuman (mamin) serta industri lainnya.
Sebagai perbandingan, kuota impor yang diberikan di awal tahun ini mencapai 3,6 juta ton, yang kemudian dikurangi menjadi 3,15 juta ton karena realisasi di semester I yang tak mencapai target.
"Kenapa berani tanpa kenaikan dibanding tahun ini? Ya karena stoknya ada. Gula sudah ada informasi stoknya ada di mana saja. Oleh karena itu, gula kristal putih [GKP] untuk konsumsi masyarakat tidak ada impor," tegas Darmin di kantornya, Jumat (21/12/2018).
Adapun kuota impor garam industri untuk tahun depan diputuskan sebesar 2,7 juta ton, jauh lebih rendah dari tahun ini yang mencapai 3,7 juta ton.
Darmin menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bahwa produksi garam nasional di tahun ini lebih baik sehingga masih ada kelebihan stok mencapai 1 juta ton. Untuk itu, pemerintah juga memutuskan untuk tidak mengimpor garam konsumsi di tahun depan.
"Bisa dilihat ini sudah bulan Desember, tapi intensitas hujannya tidak sepanjang hari. Ini artinya kemaraunya panjang. Informasinya stok garam sekitar 1 juta ton, jadi kami ambil posisi tidak impor garam konsumsi. Tetapi kami minta posisi stoknya di mana. Mereka butuh waktu satu bulan, nanti baru kami rapat lagi," jelas Menko.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan memastikan bahwa kuota impor garam industri sebanyak 2,7 juta ton dan gula industri sebanyak 2,8 juta ton sudah diputuskan oleh pemerintah.
"Sudah official, tinggal menunggu notulen rakortas [rapat koordinasi terbatas]," kata Oke kepada CNBC Indonesia, Jumat (21/12) malam.
Adapun mekanisme Persetujuan Impor (PI) untuk gula mentah akan diterbitkan Kemendag per semester, seperti tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Lagi-lagi, RI Beri Sinyal Impor Gula 2,8 Juta Ton di 2019
Kuota impor gula mentah yang diberikan pemerintah untuk tahun depan sekitar 2,8 juta ton. Gula mentah ini selanjutnya akan diolah menjadi gula rafinasi bagi kebutuhan industri makanan dan minuman (mamin) serta industri lainnya.
Sebagai perbandingan, kuota impor yang diberikan di awal tahun ini mencapai 3,6 juta ton, yang kemudian dikurangi menjadi 3,15 juta ton karena realisasi di semester I yang tak mencapai target.
Darmin menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bahwa produksi garam nasional di tahun ini lebih baik sehingga masih ada kelebihan stok mencapai 1 juta ton. Untuk itu, pemerintah juga memutuskan untuk tidak mengimpor garam konsumsi di tahun depan.
"Bisa dilihat ini sudah bulan Desember, tapi intensitas hujannya tidak sepanjang hari. Ini artinya kemaraunya panjang. Informasinya stok garam sekitar 1 juta ton, jadi kami ambil posisi tidak impor garam konsumsi. Tetapi kami minta posisi stoknya di mana. Mereka butuh waktu satu bulan, nanti baru kami rapat lagi," jelas Menko.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan memastikan bahwa kuota impor garam industri sebanyak 2,7 juta ton dan gula industri sebanyak 2,8 juta ton sudah diputuskan oleh pemerintah.
"Sudah official, tinggal menunggu notulen rakortas [rapat koordinasi terbatas]," kata Oke kepada CNBC Indonesia, Jumat (21/12) malam.
Adapun mekanisme Persetujuan Impor (PI) untuk gula mentah akan diterbitkan Kemendag per semester, seperti tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Lagi-lagi, RI Beri Sinyal Impor Gula 2,8 Juta Ton di 2019
Most Popular