Internasional

Shutdown Berlanjut Dua Minggu Lagi, AS Akan Rugi Rp 84 T

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
12 January 2019 16:23
Shutdown Berlanjut Dua Minggu Lagi, AS Akan Rugi Rp 84 T
Foto: Demo Karyawan Federal AS. (Reuters/Carlo Barria)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jika penutupan pemerintah atau biasa disebut government shutdown berlangsung dua minggu lagi. Total biaya untuk ekonomi Amerika Serikat (AS) akan melebihi anggaran pembangunan tembok perbatasan yang diinginkan presiden AS Donald Trump.



Menurut perkiraan S&P Global Ratings jika ini berlangsung dua minggu lagi, ekonomi AS akan terbebani lebih dari US$6 miliar (Rp 84 triliun). Nilai ini lebih tinggi dari anggaran pembangunan tembok perbatasan Trump yang mencapai US$5,7 miliar. Hingga Jumat (11/1/2019) ekonomi AS sudah kehilangan US$3,6 miliar, menurut S&P.

"Kami memperkirakan penutupan ini dapat mengurangi sekitar US$1,2 miliar Produk Domestik Bruto (PDB) riil untuk setiap minggu Government Shutdown berlangsung. Itu mungkin tampak seperti uang receh untuk ekonomi terbesar di dunia, tetapi itu sangat berarti bagi para pekerja yang berusaha menutupi biaya rumah tangga mereka dengan gaji miliknya," kata Beth Ann Bovino, ujar kepala ekonom S&P AS, dalam sebuah catatan pada Jumat, seperti dikutip dari CNBC International.

Perusahaan datang dengan angka-angka ini dengan melihat biaya yang terkait dengan penutupan termasuk hilangnya produktivitas oleh pekerja cuti dan penurunan penjualan untuk kontraktor kepada pemerintah.



Government shutdown memasuki hari ke-22 pada Sabtu ini, sebuah rekor terlama sepanjang sejarah sejak era modern. Anggota parlemen telah gagal untuk mendanai sekitar seperempat dari biaya pemerintah, karena Presiden Donald Trump yang menuntut uang untuk tembok perbatasan yang diusulkannya.

Trump telah mengancam akan memveto undang-undang yang disahkan oleh DPR yang dikendalikan Demokrat untuk membuka kembali pemerintah sementara, dan itu telah menghalangi Senat yang dikendalikan GOP untuk meloloskannya.

[Gambas:Video CNBC]


Ketika penutupan pemerintah hampir mencapai rekor, perusahaan ritel seperti Best Buy dan Bed Bath & Beyond dapat merasakan dampaknya dari pengeluaran konsumen yang lebih rendah.



Dengan 800.000 pekerja federal yang tidak digaji dan potensi keterlambatan pengembalian pajak, efek ekonomi dari penutupan sebagian pemerintah setidaknya bisa US$2 miliar per minggu, menurut analis ritel Wells Fargo.



Peritel yang paling dirugikan adalah mereka yang menjual lebih banyak barang diskresioner seperti Best Buy dan Bed Bath & Beyond dan mereka yang beroperasi di daerah dengan jumlah pegawai negeri AS-nya banyak, termasuk Ulta Beauty dan Dick's Sporting Goods, prediksi bank.



Peritel yang menjual kebutuhan rumah tangga mungkin memiliki lebih banyak barang sekarang, tetapi "jika penutupan itu akhirnya berdampak pada program manfaat seperti SNAP yang lain bisa merasakan tekanannya," kata Zachary Fadem dari Wells Fargo dalam sebuah catatan kepada klienpada Jumat.

"Di sisi lain, sejarah mencatat, penutupan sebelumnya berdampak terbatas pada toko ritel yang memiliki karakteristik seperti Staples, termasuk pedagang grosir dan pengecer suku cadang mobil."



Wells Fargo tidak sendirian di Wall Street melihat kerusakan dari penutupan yang melanda pengecer. Jefferies melihat lebih dekat ke daerah-daerah dengan pekerja terbanyak yang terkena dampak penutupan - Washington, D.C., Maryland dan Virginia. 

Perusahaan termasuk rantai restoran Chuy's, dan pengecer The Container Store dan Nordstrom, yang memiliki persentase lebih tinggi dari lokasi di daerah-daerah tersebut kemungkinan akan mengalami lebih banyak kerusakan, kata Jefferies.



"Dampak dari penutupan pemerintah dapat melampaui beberapa restoran di DuPont Circle," kata Laurence Alexander dalam sebuah catatan pada Selasa, merujuk pada bagian Washington, D.C.





Penutupan pada 2013, yang berlangsung 16 hari, memotong 0,4% PDB pada kuartal keempat 2013. Alexander menunjukkan bahwa pembayaran kepada kontraktor pemerintah kemungkinan akan terpengaruh serta penjualan rumah karena keterlambatan pinjaman federal.



Ekonom J.P. Morgan telah memotong perkiraan pertumbuhan kuartal pertama mereka dengan menjadi 2% karena penutupan ini. Ekonom Bank of America Merrill Lynch mencukur 0,1 poin persentase dari pertumbuhan kuartal keempat, membawa perkiraan itu menjadi 2,8%, karena Government Shutdown.




Jika Government Shutdown berhenti sebelum akhir kuartal, sebagian dari pengeluaran yang hilang dapat dipulihkan begitu pekerja kembali memiliki keuangan yang stabil, tetapi input PDB seperti produktivitas hilang secara permanen.



"Sementara pekerja pemerintah kemungkinan akan mengganti upah mereka yang hilang begitu pemerintah membuka, seperti yang terjadi di masa lalu, banyak pekerja kontrak pemerintah yang kehilangan pekerjaan karena penutupan tidak mungkin mendapatkan pembayaran kembali," kata S&P Global. 

"Pekerja yang hidup dari gaji akan berjuang untuk memenuhi kebutuhan yang semakin lama ini berlangsung. Ketika kebuntuan berlarut-larut, tidak ada gaji yang didapatkan untuk mengisi ulang tabungan mereka, membayar hutang kartu kredit, melakukan pembayaran hipotek, atau membayar sewa mereka."



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular