JK Kritik LRT Jabodetabek yang Berbiaya Mahal Rp 500 M/KM

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 January 2019 12:40
Pembangunan LRT Jabodetabek yang bersisian dengan jalan tol dinilai JK tidak efisien.
Foto: Jusuf Kalla di Pertemuan tahunan industri keuangan OJK di The Ritz Carlton, Pacific Place, Sudirman Central Business Distric (SCBD).
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengkritik pembangunan lintasan kereta ringan (light rail transit/LRT) yang dibangun dengan model melayang (elevated), namun bersisian dengan jalan tol. Padahal, untuk jalur Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) pembangunan dengan model tersebut tak terlalu mendesak.

"Bangun LRT ke arah Bogor dengan elevated. Ya buat apa elevated kalau hanya berada di samping jalan tol. Dan biasanya itu tidak dibangun bersebelahan dengan jalan tol, harus terpisah," kata dia di stana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (11/1), dikutip dari detik.com.

Dia menilai, pembangunan dengan skema elevated ini tak cocok untuk pembangunan ke arah luar kota karena ketersediaan lahannya yang masih banyak ketimbang di dalam kota.

Selain itu, model ini dinilai juga memakan biaya kontruksi yang sangat mahal mencapai Rp 500 miliar/kilometer sehingga dinilai tak efisien dan membuat waktu pengembalian modal yang lebih lama.

"Siapa konsultannya ini yang bikin ini, sehingga biayanya Rp 500 miliar per kilometer. Kapan kembalinya (modalnya)? Kalau dihitungnya seperti itu," tandas dia.

Menurut rencana, lintasan LRT ini akan memiliki panjang 43,3 kilometer yang akan membelah Cawang-Cibubur (14,3 kilometer), Cawang-Bekasi Timur (18,5 kilometer) dan Cawang-Dukuh Atas (10,5 kilometer). Sementara untuk pembangunannya diperkirakan akan memakan dana sampai dengan Rp 29,9 triliun.

Bertindak sebagai kontaktor pembangunannya adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan nantinya PT Kereta Api Indonesia akan menjadi operator dari LRT ini.

[Gambas:Video CNBC]



(roy/roy) Next Article Streaming: Bos Adhi Karya Beberkan Perkembangan LRT Jabodebek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular