
Dikritik Wapres, Berapa Sih Biaya Bangun LRT Jabodetabek?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 January 2019 15:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengkritik pembangunan lintasan kereta ringan (light rail transit/LRT) yang dibangun dengan model melayang (elevated), namun bersisian dengan jalan tol. Padahal, untuk jalur Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) pembangunan dengan model tersebut tak terlalu mendesak.
JK menilai, pembangunan dengan skema elevated ini tak cocok untuk pembangunan ke arah luar kota karena ketersediaan lahannya yang masih banyak ketimbang di dalam kota.
Selain itu, model ini dinilai juga memakan biaya kontruksi yang sangat mahal mencapai Rp 500 miliar/kilometer sehingga dinilai tak efisien dan membuat waktu pengembalian modal yang lebih lama.
"Siapa konsultannya ini yang bikin ini, sehingga biayanya Rp 500 miliar per kilometer. Kapan kembalinya (modalnya)? Kalau dihitungnya seperti itu," ujar JK seperti dilaporkan detik.com dan dilansir Sabtu (12/1/2019).
Kritikan pedas dari JK ini memunculkan kembali pertanyaan berapa biaya dihabiskan untuk membangun lintasan LRT Jabodetabek. Mengutip situs Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), pembangunan lintasan LRT Jabodetabek akan menghabiskan biaya Rp 29,9 triliun dengan rencana mulai konstruksi 2015 dan rencana mulai operasi di 2019.
Proyek ini dilakukan oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang terdiri dari 6 rute. Yakni, Cawang-Cibubur; Cawang-Kuningan-Dukuh Atas; Cawang-Bekasi Timur; Dukuh Atas-Palmerah Senayan; Cibubur-Bogor; Palmerah-Grogol/Bogor.
Proyek ini dijalankan untuk mengurangi kemacetan di wilayah DKI Jakarta. Pembagunan LRT juga untuk menyediakan sarana transportasi umum untuk masyarakat sehingga menggunaan kendaraan bermotor semakin menurun.
Berdasarkan data KPPIP hingga Oktober 2018, progress tahap konstruksi sudah mencapai 47,7%. Rinciannya: lintasan Cawang-CIbubur mencapai 699,37%; lintasan Cawang-Dukuh Atas mencapai 34,23%; lintasan Cawang-Bekasi Timur mencapai 40,68%.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article JK: Mudah-mudahan Suku Bunga BI Turun Lagi
JK menilai, pembangunan dengan skema elevated ini tak cocok untuk pembangunan ke arah luar kota karena ketersediaan lahannya yang masih banyak ketimbang di dalam kota.
Selain itu, model ini dinilai juga memakan biaya kontruksi yang sangat mahal mencapai Rp 500 miliar/kilometer sehingga dinilai tak efisien dan membuat waktu pengembalian modal yang lebih lama.
Proyek ini dilakukan oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang terdiri dari 6 rute. Yakni, Cawang-Cibubur; Cawang-Kuningan-Dukuh Atas; Cawang-Bekasi Timur; Dukuh Atas-Palmerah Senayan; Cibubur-Bogor; Palmerah-Grogol/Bogor.
![]() |
Proyek ini dijalankan untuk mengurangi kemacetan di wilayah DKI Jakarta. Pembagunan LRT juga untuk menyediakan sarana transportasi umum untuk masyarakat sehingga menggunaan kendaraan bermotor semakin menurun.
Berdasarkan data KPPIP hingga Oktober 2018, progress tahap konstruksi sudah mencapai 47,7%. Rinciannya: lintasan Cawang-CIbubur mencapai 699,37%; lintasan Cawang-Dukuh Atas mencapai 34,23%; lintasan Cawang-Bekasi Timur mencapai 40,68%.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article JK: Mudah-mudahan Suku Bunga BI Turun Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular