Internasional

Pangeran Arab Akhirnya Buka Suara Soal Pembunuhan Khashoggi

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
25 October 2018 12:55
Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berkata dia bekerja sama dengan Turki terkait kematian jurnalis Arab Jamal Khashoggi.
Pangeran Arab Mohammed bin Salman (Foto: Reuters)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berkata dia bekerja sama dengan Turki terkait kematian jurnalis Arab Jamal Khashoggi. Ia juga menegaskan siapapun yang bersalah akan diadili.

Pangeran Mohammed naik ke atas panggung pada konferensi Future Investment Initiative (FII), Rabu (24/10/2018), di Riyadh. Acara itu terlihat sepi karena sejumlah sosok terkemuka membatalkan kehadiran mereka menyusul kematian Khashoggi di dalam konsulat Arab di Istanbul, Turki, dilansir dari CNBC International.


Berbicara melalui penerjemah, pangeran mahkota itu mengatakan "semua pelaku akan dibawa ke pengadilan dan keadilan akan terlihat pada akhirnya".

Untuk mempertahankan tepuk tangan dari para hadirin, dia berkata siapapun yang ingin pembunuhan Khashoggi memperkeruh hubungan Arab Saudi dengan Turki akan kecewa.

"Bagi mereka yang mencoba menggunakan hal menyakitkan ini untuk mengadu domba Arab Saudi dan Turki, saya ingin menyampaikan pesan untuk mereka. Mereka tidak akan melakukan ini selama ada seorang raja bernama Raja Salman bin Abdulaziz dan seorang pangeran mahkota bernama Mohammed bin Salman di Arab Saudi, serta seorang presiden bernama Erdogan di Turki."

Semua mata tertuju pada Arab Saudi menyusul kematian jurnalis Saudi Jamal Khashoggi dengan alasan yang tidak bisa dijelaskan.

Pangeran Arab Akhirnya Buka Suara Soal Pembunuhan KhashoggiFoto: Saudi Jamal Khashoggi berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Monitor Timur Tengah di London Inggris, 29 September 2018. (Middle East Monitor/Handout via REUTERS/File Photo)
Arab Saudi awalnya membantah kematiannya. Namun, akhir pekan lalu pemerintah negara kerajaan itu mengklaim Khashoggi tewas dalam sebuah baku hantam di dalam konsulat.

Para penyelidik Turki menduga sebuah pasukan beranggotakan 15 orang diterbangkan ke Istanbul untuk melakukan pembunuhan itu. Pada hari Selasa (23/10/2018), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkata pembunuhan sudah terencana.

Khashoggi adalah seorang warga negara Arab Saudi yang menjadi penduduk Amerika Serikat. Ia juga seorang kolumnis di harian Washington Post dan dikenal sering mengritik Pangeran Mohammed bin Salman.

Presiden AS Donald Trump awalnya menyebut penjelasan Arab Saudi terkait baku hantam di konsulat kredibel. Namun, Trump mengubah pernyataannya setelah ketidakpercayaan terhadap penjelasan itu meningkat.

Di hari selasa, dia berkata pemerintah Saudi telah melakukan "upaya menutup-nutupi terburuk sepanjang masa" dan pembunuhan itu adalah sebuah "kegagalan".


Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada hari Selasa berkata AS "mengambil tindakan yang sesuai" terhadap Arab Saudi, termasuk mencabut sejumlah visa yang diberikan kepada warga Arab yang diduga terlibat pembunuhan tersebut.

Kesepakatan besar senilai lebih dari US$55 miliar (Rp 836 triliun) di sektor energi, transportasi, dan petrokimia diumumkan pada hari Selasa, hari pertama dari penyelenggaraan FII.

Konferensi itu merupakan sebuah forum yang didesain untuk menarik bisnis-bisnis ke Arab, hal yang bisa jadi akan sulit dilakukan karena para pimpinan bisnis internasional memboikot acara itu di tahun ini.


(prm) Next Article CCTV Rekam Pria yang Bawa Tubuh Khashoggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular